REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Sepuluh desa di kecamatan Tanjung Pura, Langkat, Sumatra Utara terendam banjir. Sekitar 1.500 rumah yang ada di desa ini pun tergenang air setinggi 80 sentimeter.
Camat Tanjung Pura Surianto mengatakan, banjir tersebut terjadi akibat sungai Sei Batang Serangan yang meluap setelah hujan deras turun sepanjang malam di wilayah itu. "Kondisi air terus semakin naik, tidak tertutup kemungkinan banjir akan semakin meluas," kata Surianto, Rabu (21/9).
Surianto menyebutkan, sepuluh desa yang terendam banjir tersebut, yakni Pekan Tanjung Pura, Pekubuan, Lalang, Pantai Cermin, Teluk Bakung, Paya Perupuk, Pematang Cengal Barat, Baja Kuning, Pulau Banyak, dan Pematang Serai. Selain permukiman warga, banjir juga merendam persawahan. Sekitar 1.500 hektare sawah yang berada di sepuluh desa tersebut terendam.
"Kami sudah mengingatkan warga agar berhati-hati bila air kembali naik untuk secepatnya mengungsi ke tempat yang lebih aman karena situasi cuaca yang sekarang ini sering berubah-ubah," ujar dia.
Surianto mengatakan, kondisi banjir yang semakin tinggi ini disebabkan Sei Batang Serangan yang tidak lagi bisa menampung volume air yang cukup banyak. Besarnya volume air ini, lanjutnya, akibat hujan yang terus terjadi dan fenomena banjir rob atau pasang besar. "Selain curah hujan tinggi, ditambah lagi posisi laut yang kini pasang besar (rob) sehingga air tidak bisa keluar," kata Surianto.
Sementara itu, banjir rob yang juga menggenangi sejumlah wilayah di kota Medan perlahan surut hari ini. Namun, banjir masih menggenang di beberapa lokasi. "Secara umum penyurutan air sisa pasang rob di rata-rata lokasi sudah jauh menurun," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Medan Hannalore Simanjuntak.
Berdasarkan data dari BPBD Medan, banjir rob menggenangi tiga kecamatan di kota Medan sejak Senin (19/9) hingga hari ini. Ketiganya, yakni kecamatan Medan Marelan, Medan Labuhan dan Medan Belawan. Sebanyak 32.679 jiwa di tiga kecamatan ini terdampak banjir rob.
"Untuk wilayah yang kemarin cukup tinggi seperti di Sei Mati, Medan Labuhan untuk beberapa titik rendah genangan masih bersisa 20-30 cm. Tapi aktivitas sudah normal," kata Hannalore.
Hannalore mengatakan, warga yang sempat mengungsi di masjid akibat banjir rob tersebut saat ini sudah mulai berkemas pulang. Namun, pihaknya, kata Hannalore, tetap bersiaga dan akan langsung ke TKP jika dibutuhkan. "Kemarin mereka takut ada ketinggian gelombang pasang jadi mengungsi di masjid. Tapi ternyata yang kita takutkan tidak ada. Untuk sementara mereka ada di masjid hari ini. Kita tetap memfasilitasi agar mereka nyaman," ujar dia.
Dia menjelaskan, pasang besar atau banjir rob sebenarnya hampir setiap hari terjadi. Namun, pasang besar ini, kata Hannalore, beberapa hari terakhir diperburuk oleh curah hujan yang tinggi. "Kalau pasang itu kan selalu, hampir setiap hari karena mereka berada di pinggir laut. Cuma belakangan ini agak lebih besar gelombangnya dan ditambah curah hujan yang tinggi," kata Hannalore.