REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA – Masjid Ba’alawie Singapura menyimpan salinan Alquran yang dibuat pada masa Kekaisaran Ottoman pada awal abad ke-15.
Salinan Alquran tersebut merupakan tulisan tangan yang dikenal di Turki, Timur Tengah, Asia Tenggara, dan Cina.
Dilansir dari yahoo news Singapura, Rabu (21/9) Imam Masjid Ba'alawie Habib Hasan al Attas mengatakan salinan kitab suci umat Islam ini disimpan di ruangan kecil di Masjid Ba'alawie lebih dari tiga dekade.
Satu Alquran berasal dari Turki milik mantan Imam Masjid Habib Muhammad al Attas berusia lebih dari 600 tahun.
Setiap halamannya terbuat dari kulit domba yang diikat dengan benang emas.
Salinan Alquran yang terdapat di Masjid jalan Lewis juga menggunakan bahan kertas yang unik.
"Ini lebih dari sekadar menunjukkan sejarah Alquran ini berasal.”
Tetapi, ungkap dia, juga bahan yang diproduksi untuk membuat salinan Alquran dari berbagai jenis, beberapa ditulis dengan kulit domba sedangkan yang lain dari daun murbei.
Alquran yang ditulis pada daun murbei dibuat di Cina dan Mongolia sementara yang ditulis pada kulit domba kebanyakan dari Arab Saudi.
Sekelompok kurator memastikan agar Alquran ini dapat terjaga utuh sehingga disimpan dalam lemari kaca tinggi di masjid.
Mereka menyimpan Alquran ini di etalase dan ditambahkan bahan kimia agar lembaran Alquran terpelihara dengan baik.
“Mereka juga secara rutin memeriksa kondisi manuskrip tersebut," jelas dia.
Seorang kurator, M Razali Mahat telah bekerja sama dengan Habib Hassan selama 10 tahun untuk mengumpulkan naskah mushaf Alquran kuno di Singapura.
Dia berharap pameran Alquran langka ini dapat bermanfaat bagi generasi selanjutnya.
Selain salinan Alquran, mereka juga memiliki koleksi manuskrip Islam. Manuskrip ini berasal dari Turki yang diterjemahkan dari bahasa Arab ke bahasa Jawa.
Naskah lain berasal dari Indonesia yang ditulis pada kulit pohon yang dibuat 350 tahun lalu.