REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengungkapkan tidak melakukan diskriminasi terhadap tim atlet Paralympic Indonesia pada ajang Paralympic Games 2016 di Rio de Janeiro. Hal tersebut juga dibuktikan dengan penyambutan para atlet yang datang pada hari ini (21/9) ke Indonesia.
“Sebagai bentuk nondiskriminatif inilah Tim Paralympic Indonesia yang telah meraih satu medali perunggu inipun juga akan diterima oleh Presiden Joko Widodo,” kata juru bicara Kemenpora Gatot S Dewa Broto, Rabu (21/9).
Gatot menambahkan, Presiden Joko Widodo 24 Agustus 2016 juga menerima secara resmi kedatangan Tim Olimpiade Indonesia yang telah berhasil mempersembahkan satu medali emas melalui ganda campuran Tontowi Ahmad dan Lyliana Natsir. Selain itu juga dua medali perak masing-masing melalui Eko Yuli dan Sri Wahyuni Agustiani.
Dengan adanya perlakukan yang sama tersebut, pemerintah berusaha menujukkan tidak adanya diskriminasi dengan atlet paralympic. “Dengan harapan agar seluruh atlet difable Indonesia tetap terus berprestasi mengingat pemerintah telah berusaha memberikan perhatian secara konkret bagi masa depan mereka yang berprestasi secara global,” jelas Gatot.
Rencananya, Presiden Joko Widodo akan menerima secara resmi tim Indonesia yang baru saja mengikuti Paralympic Games pada 22 September 2016 di Istana Negara. Penerimaan dan sikap apresiasi tersebut sebagai bentuk penghargaan pemerintah terhadap Tim Paralympic Indonesia yang telah berjuang dan bertanding semaksimal mungkin dalam ajang olahraga tersebut.
Diketahui, Tim Indonesia berhasil meraih satu medali perunggu yang dipersembahkan oleh atlet difabel Indonesia Ni Nengah Widiasih dalam cabang olahraga angkat besi kelas 41 kilogram. Widiasih menerima bonus atlet dari pemerintah sebesar satu miliar rupiah.