REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Islam konservatif nyatanya masih memiliki banyak pengikut di Perancis. Hal itu terus berjalan walau islamofobia meningkat, walaupun larangan pemerintah terhadap cadar.
Dilansir dari Morocco World News, Kamis (22/9), survei yang baru-baru ini diterbitkan Le Journal du Dimanche (LJD), menemukan lebih dari seperempat Muslim Perancis, masih mendukung Islam konservatif. Bahkan, dari 1.029 orang yang disurvei, mayoritas yang mendukung Islam konservatif adalah mereka yang di bawah usia 25 tahun.
Dilakukan oleh institus liberal Montaigne, survei menunjukkan kalau 24 persen orang-orang yang mendukung Islam konservatif mendukung cadar, yang telah dilarang sejak 2010. Selain itu, survei menunjukkan, kalau perempuan lebih mendukung cadar dibanding laki-laki, menghilangkan prasangka kalau cadar merpakan paksaan.
Srvei juga mengungkapkan, sekitar 60 persen merasa anak-anak perempuan harus diizinkan memakai jilbab ke sekolah. Tampak umat Islam di Perancis semakin kecewa dengan hukum yang dibuat 12 tahun lalu, karena kebijakan pemerintah melarang simbol-simbol agama dibawa ke ruang kelas.
Survei mendapati perempuan lebih konservatif dari laki-laki. Misalkan, 56 persen berbanding 75 persen tentang berenang di kolam bersama, serta 85 berbanding 97 persen tentang dirawat dokter dari lawan jenis. Laporan turut menemukan, Muslim Perancis mulai jarang mendatangi masjid, dengan 29 persen sepekan sekali ke masjid.
Meski begitu, Perancis sendiri memiliki populasi Muslim terbesar di Eropa Barat. Namun, selama serangan teroris terjadi selama musim panas lalu, ketegangan telah meningkat di negara-negara bagian, dikarenakan para pelaku teror terus memicu propaganda dengan mengatasnamakan Islam.