REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Museum Australia, Museum Victoria, Museum Queensland, Museum Australia Selatan, Museum dan Galeri Seni Wilayah Utara Australia serta lembaga Geoscience Australia telah bergabung dengan Google Arts and Culture untuk membuat tur realitas virtual dari pameran mereka.
Ini adalah yang pertama bagi institusi Australia, menawarkan siapa pun di dunia sebuah kesempatan mengeksplorasi ribuan artefak dan karya seni dari dekat dengan menggunakan aplikasi ponsel pintar.
Tur ini menggunakan foto, teks, video 360 derajat dan audio untuk memberi wawasan secara online kepada pengguna tentang koleksi pameran yang luas, yang bertempat di Museum Australia.
Selain menampilkan pameran dan karya seni yang tersedia untuk pengunjung fisik ke museum, wisata virtual ini memiliki manfaat tambahan yang memungkinkan pengguna pergi ke belakang layar dan melihat benda-benda yang tak ditujukan untuk tampilan umum.
Sebagai contoh, Museum Australia telah membuka pintu untuk koleksi bersejarah dan area laboratorium mereka, yang memungkinkan siswa mengetahui lebih lanjut tentang artefak yang tak ternilai dan prosesnya.
"Tampaknya lebih baik untuk melihat lab taksidermi di realitas virtual, karena baunya cukup kuat di sana," ujar Manajer Digital Museum Australia Megan Lawrence sambil tertawa. Kesempatan untuk membaurkan sejarah dengan teknologi yang mutakhir adalah sesuatu yang menggairahkan Megan, yang percaya itu adalah perkembangan logis untuk museum modern.
"Jika Anda berpikir tentang hal itu, museum adalah Google dari masa lalu, jadi itu adalah hal yang wajar mereka mendekati kami. Selalu ada banyak dukungan untuk membagi koleksi kami," kata Megan.
Proses merekam informasi untuk tur ini sebenarnya mirip dengan proses yang digunakan untuk Google Maps, menggunakan troli yang dipasang dengan kamera, bukannya mobil. Dan untuk ruang belakang layar yang lebih halus, ransel berkamera kecil digunakan untuk menjangkau tempat sulit di museum.
Rebecca Johnson adalah direktur Institut Penelitian, Sains dan Pembelajaran di Museum Australia, dan ia antusias tentang bagaimana teknologi bisa menambah nilai pengalaman yang ada dari museum.
"Tak ada kerugian dalam teknologi ini. Kami sangat gembira tentang bagaimana kami bisa menggunakannya dalam program pendidikan kami. Ini adalah tempat yang cukup menyenangkan untuk belajar, jadi jika teknologi bisa menambah pengalaman, itu bagus," kata Rebecca.
Jika Anda ingin mengalami tur virtual dari galeri dan museum di Australia, yang harus Anda lakukan adalah mengunduh iOS atau aplikasi Android, pasang headset realitas virtual di ponsel pintar Anda, dan mulai eksplorasi.