Kamis 22 Sep 2016 15:00 WIB

Senat Muslim Australia Ragukan Hasil Jajak Pendapat Soal Imigran

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agung Sasongko
Pekerja Muslim imigran merasa didiskriminasi
Foto: Telegraph
Pekerja Muslim imigran merasa didiskriminasi

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Anne Aly buka suara soal jajak pendapat yang menyatakan setengah warga Australia inginkan pelarangan imigran Muslim. Menurutnya, jajak pendapat itu tidak mencerminkan perasaan dan realitas utama Australia.

Muslimah pertama di parlemen federal Australia, Anne Azza Aly, mengatakan xenofobia terhadap minoritas sebenarnya tidak ada, tapi terus diberi makan oleh retorika penuh kebencian. Maka itu, ia merasa xenophobia perlu berhadapan dengan para pemimpin politik, serta orang-orang biasa.

Jajak pendapat menemukan 60 persen pemilih Koalisi, 40 persen pemilih Buruh dan 34 persen Green Voters, setuju akan kekhawatiran Muslim tidak bisa berintegrasi. Survei mendapati 49 peren warga Australia mendukung pelarangan imigran Muslim, banyak disebabkan ketakutan terorisme yang sebenarnya tidak ada hubungan dengan Muslim.

"Kami memiliki masyarakat yang merupakan salah satu yang paling kohesif, mulitultural dan beragam kelompok agama," kata Aly seperti dilansir Western Australia Today, Kamis (22/9).

Aly menekankan, setiap warga Australia memiliki kewajiban moral untuk menghilangkan citra palsu, yang dikemukakan One Nation dan suara anti-imigrasi. Sejauh ini, ada Senator Pauline Hanson dan MP Queensland George Christensen, yang paling lantang menyerukan pembatasan kepada imigran Muslim.

Ia berpendapat, setiap senat dan khusus Perdana Menteri memiliki kewajiban moral untuk menekankan kalau itu bukan Australia. Lagipula, lanjut Aly, ia sendiri tidak pernah merasakan penolakan tersebut, dan merasa Muslim Australia tidak mengalami pengalaman seperti yang dikemukakan jajak pendapat.

"Itu bukan pengalaman pribadi saya di Australia, dan saya tahu itu bukan pengalaman Muslim di Australia," ujar Aly.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement