REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Adik kandung Wayan Mirna Salihin, Sandy Salihin mengaku geram melihat persidangan kasus tewasnya kakaknya selama ini. Menurutnya, kuasa hukum terdakwa Jessica Kumala Wongso masih mencoba mengacaukan keadilan yang seharusnya didapat Mirna.
Sandy pun berharap ketua majelis hakim Kisworo untuk segera menjatuhkan putusan seadil-adilnya. "Kalau boleh saya lepas sepatu mau ngelempar (Jessica), tapi saya jaga diri aja. Saya berharap majelis tolong menilai. Kita pinginnya dihukum seberat-beratnya. Saya pingin keadilan buat kakak saya," ujar Sandy kepada wartawan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (22/9).
Selain itu, Sandy juga mengaku sempat kesal saat beberapa kali mendengar keterangan saksi atau pengacara terdakwa Jessica dalam sidang kasus kopi sianida ke-24 tersebut. "Semua saksi ahli pada enggak bener kayaknya," ucap dia.
Ia mengungkapkan hal itu karena beberapa saksi yang dihadirkan Jessica sempat bermasalah. Misalnya saja, saksi ahli patologi forensik asal Australia, Prof Beng Beng Ong yang bermasalah dengan visanya. Terakhir, ahli toksikologi dari Australia Michael Robertson juga disebut memiliki hubungan dengan kasus pembunuhan berjuluk 'American Beauty' yang sempat menggegerkan Amerika pada 2000, seperti yang diberitakan media Inggris, Daily Mail.
"Ada yang bermasalah visa kemarin ada masalah terlibat pembunuhan. Kita ingin tahu dong kredibilitas mereka (ahli). Kita kaget dong, kita tahu kan bisa googling," ujar dia.
Kendati demikian, Sandy masih yakin Jessica adalah pelaku pembunuhan terhadap kembarannya tersebut. Apalagi, bukti rekaman video CCTV Kafe Olivier sudah membuktikan hal itu.
"Bukti CCTV sudah kuat. Kalau teman mau traktir nunggu aja. Ngapain dia pesan, terus minuman (Mirna) dianggurin. Saya mikirnya aja aneh," kata Sandy.