REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengunduran diri Boy Sadikin dari PDIP menyulitkan langkah partai banteng moncong putih itu melakukan konsolidasi kader di akar rumput untuk memenangkan pasangan Ahok-Djarot dalam Pilkada DKI Jakarta.
"Pengunduran diri putra mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin itu saya kira akan menjadi pukulan berat bagi PDIP. Bahkan ini boleh disebut sebagai musibah bagi PDIP dalam perhelatan Pilkada DKI Jakarta," ujar Pengamat politik Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahudin, Kamis (22/9).
(Baca juga: Boy: Pembuat SARA Itu Ahok Sendiri)
Ia mengatakan motor PDIP di DKI Jakarta adalah Boy Sadikin. Ia dianggap sebagai tokoh kharismatik PDIP di level provinsi. Ketokohannya bahkan melampaui trah Soekarno.
Cucu Soekarno sekaligus keponakan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pernah dia kalahkan secara telak dalam Pemilihan Ketua DPD PDIP DKI Jakarta 2014. Hal ini menunjukan besarnya dukungan pengurus dan kader PDIP di tanah Betawi kepada Boy.
"Dalam catatan saya Boy bahkan pernah menciptakan hattrick bagi PDIP dalam kontestasi politik. Tahun 2012 dia memenangkan pasangan Jokowi-Ahok di Pilkada DKI, lalu tahun 2014 dia borong kemenangan PDIP dalam Pemilu legislatif dan Pemilu Presiden di Ibukota," kata dia.
Ia memprediksi pengunduran diri Boy akan merugikan PDIP. Bahkan bukan tidak mungkin langkah tersebut diikuti pengurus dan kader PDIP yang lain.