REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara tim pemenangan Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2017, Miryam S Haryani, berharap bergabungnya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai partai pendukung tidak merusak harmoni yang sudah terbentuk.
Meski PDIP berposisi sebagai partai pemenang di Pilkada sebelumnya dan memiliki kursi terbanyak, Maryam meminta partai berlambang banteng itu tidak menunjukan superioritasnya demi mendapat pengakuan khusus. "Harmoni sudah terbentuk dan ritme sudah terbangun, jangan lagi dirusak hanya karena ingin pengakuan khusus akan superioritas yang dimilikinya," katanya, Kamis (22/9).
Maryam menyadari politik memang dinamis dan segala sesuatu bisa saja berubah dalam hitungan menit. Akan tetapi, menurutnya, politik juga mengenal etika, sehingga tidak semua hal bisa diubah tiba-tiba dengan mengatasnamakan dinamisasi.
"Saya hanya ingin menggarisbawahi agar kita saling menghargai dan menghormati, banyak elemen dan parpol yang sudah dari jauh-jauh hari mendeklarasikan dukungannya untuk Ahok. Bagaimanapun juga mereka sudah berjuang lebih dulu jadi tidak bisa dinafikkan begitu saja hanya karena menganggap lebih superior," jelasnya.
Maryam mengklaim, tim pemenangan Ahok sudah terbentuk sejak dua bulan lalu. Tim terdiri dari parpol yang sudah lebih dulu menyatakan dukungan, yakni Nasdem, Golkar dan Hanura. Ada pula kelompok relawan "Teman Ahok" yang sejak awal sudah mendukung. "Tim sudah sepakat bahwa akan bergerak pada arah yang sama dan semangat yang satu, yakni memenangkan Ahok dalam pilkada," ujarnya.
Maryam menambahkan, yang dibutuhkan saat ini adalah, pendukung Ahok yang telah dibentuk, bersama-sama dengan PDIP yang baru masuk duduk bersama untuk menyamakan persepsi dan semangat juang yang ada. Sehingga, gaya kerja dan komunikasi bisa secepatnya disesuaikan.