Jumat 23 Sep 2016 08:23 WIB

Dipaksa Berjabat Tangan, Muslimah di Swedia Berhenti Mengajar

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Andi Nur Aminah
Muslimah/ilustrasi
Foto: muslimgirl.net
Muslimah/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, HELSINGBORG -- Fardous El-Sakka (20 tahun) seorang pengajar Muslimah di Swedia yang mengajar di Sekolah Kkunskapsskolan di Helsnggborg, Swedia Selatan mengundurkan diri dari pekerjaannya. Dia juga melaporkan keluhannya kepada Ombudsman Kesetaraan Swedia atas tindakan diskriminatif yang diterimanya.

Rupanya Fardous telah dianggap menyinggung salah satu staf pria di sekolah itu karena menolak untuk berjabat tangan dengannya. Padahal Fardous hanya berpegang dengan kepercayaannya, karena Islam mengajarkan dia untuk tidak berjabat tangan dengan laki-laki kecuali mahramnya.

Sebagai gantinya, biasanya para Muslimah meletakkan kedua tangannya yang bertemu di depan dadanya dan membungkukkan badan, sebagai tanda penghormatan. “Jika ada yang didiskriminasi di sini, itu adalah karyawan yang menolak tangannya berjabat tangan dengan pria. Pria itu sangat tersinggung,” kata Kepala Sekolah Lidija Munchmeyer, seperti dikutip dari  Expressen, Jumat (23/9) waktu setempat.

Setelah kejadian itu Fardous dipanggil oleh kepala sekolah dan diminta untuk menghormati nilai-nilai sekolah jika dia masih tetap ingin bekerja di sana. Kepala sekolah menyebutnya sebagai kesetaraan gender. Namun dengan tegas Fardous menolak permintaan kepala sekolahnya.

“Dia berdiri dan berkata, ‘Kalau begitu saya pergi sekarang,” kata Munchmeyer menceritakan kronologi berhentinya Fardous dari sekolah itu.

Munchmeyyer menjelaskan sekolahnya hanya mengajarkan bahwa mereka tidak boleh memperlakukan orang berbeda-beda. Karena itu yang diajarkan kepada seluruh siswa, maka menurut dia, seluruh staf apalagi guru harus melakukannya juga. Namun justru Fardous merasa sekolah tidak adil terhadapnya.

Kasus Fardous ini bukan pertama kalinya terjadi di Swedia, dan Eropa pada umumnya. Pada Juni lalu, seorang petugas pembuat paspor Muslim laki-laki di perbatasan Swedia juga dilaporkan oleh rekan-rekan perempuannya karena menolak berjabat tangan dengan mereka. Kemudian pada bulan Juli, seorang pekerja kota Muslim di Swedia Selatan dipecat setelah menolak untuk berjabat tangan dengan rekan kerja perempuan. Seperti Fardous, tindakannya dituding melanggar kebijakan kesetaraan.

 

 

Crystal Liestia Purnama

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement