REPUBLIKA.CO.ID, BATU -- Hari pertama pembukaan pendaftaran pilkada 2017 di Kota Batu diramaikan dengan pendaftaran pasangan calon (paslon) Dewanti Rumpoko dan Punjul Santoso. Dewanti merupakan istri dari Wali Kota Batu saat ini Eddy Rumpoko. Sedangkan Punjul Santoso saat ini masih menjabat sebagai Wakil Wali Kota Batu.
Menurut Dewanti majunya ia dan Punjul sebagai paslon di Pilkada Batu 2017 bukan karena memanfaatkan posisi sang suami. "Saya ingin tunjukkan saya maju pilkada bukan karena istri pejawat tapi karena memang ada hal-hal di luar itu yang menyebabkan saya dipilih," jelasnya pada Rabu (21/9) di Batu.
Menurut Dewanti, ia dan Punjul telah mengenal wilayah dan masyarakat Kota Batu dengan baik. Selain itu selama sepuluh tahun menyandang status sebagai Ketua Tim Pengggerak PKK, ia sudah banyak menyukseskan program pemerintah. Karena ia sudah tahu seluk-beluk pembangunan Batu selama ini maka kelak jika terpilih sebagai wali kota maka ia dapat dengan cepat menentukan arah pembangunan Kota Batu.
"Saya hargai mereka yang memandang miring pasangan suami istri yang menjadi pemimpin daerah, tapi akan saya buktikan bahwa saya punya kompetensi untuk memimpin Batu," katanya.
Pengamat politik dari Universitas Brawijaya Wawan Sobari mengatakan masuknya istri pejawat dalam bursa pilkada di Batu jauh dari aroma politik dinasti. Sebelum maju sebagai calon wali kota Batu, Dewanti juga pernah maju saat pilkada Kabupaten Malang tahun lalu namun kalah oleh Rendra Kresna. "Ini membuktikan bahwa Malang Raya tidak toleran terhadap politik dinasti," jelas Wawan.
Survey yang dilakukan Laboratorium Politik dan Rekayasa Kebijakan Universitas Brawijaya pada Juni lalu menunjukkan Dewanti menduduki elektabilitas tertinggi dalam pilkada Kota Batu. Sedangkan di urutan kedua bertengger nama Punjul Santoso. "Jika PDI-P mengusung mereka bukan berarti niatnya melanggengkan dinasti politik, tapi kami memandang bahwa ada peluang besar untuk menang jika partai mengusung kedua nama itu," jelas Sobari.