REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Warga di Sabah, Malaysia diyakini memiliki ketahanan dari infeksi zika dibandingkan orang-orang lainnya. Hal ini karena mereka memiliki antibodi alami yang menolak virus itu masuk dalam tubuh.
Seorang profesor dari Malaysia bernama Kamruddin Ahmed mengatakan telah melakukan penelitian. Ia mengatakan zika telah ditemukan pada kera dan orang-orang di Sabah sejak awal 1960. Karena itu, hal ini membuat warga di wilayah negara bagian itu secara otomatis memiliki ketahanan terhadap virus yang ditularkan oleh nyamuk tersebut.
Ia mengatakan dari apa yang ilmuwan telah teliti, zika sebenarnya dibawa oleh kera dan monyet. Namun akibat faktor lain yang menyebabkan kontak manusia dan hewan, virus penyakit ini menyebar ke manusia lebih banyak.
"Karena kondisi di Sabah, sebagian besar orang yang tinggal di sana memiliki antibodi alami terhadap virus seperti saat ini. Berbeda dengan negara-negara lain," ujar Kamruddin, dilansir Channel News Asia, Rabu (21/9).
Sebagai contoh negara lain yang rentan terinfeksi zika, Kamruddin mengatakan Brasil. Banyak kasus infeksi virus itu membuat ibu hamil melahirkan bayi dengan kondisi kepala kecil atau dikenal dengan mikrosefalia serta cacat otak. Ia meyakini jenis zika di Malaysia dan negara Amerika Selatan itu berbeda.
Meski demikian, Kamruddin mengingatkan agar warga Sabah tetap berhati-hati. Sedapat mungkin, segala langkah untuk mencegah penularan zika harus dilakukan dengan tepat.
"Masih banyak pertanyaan yang belum bisa dijawab mengenai virus ini sehingga yang terbaik dilakukan adalah mengambil tindakan pencegahan," ujar Kamruddin.