REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Rencana pemerintah Indonesia untuk mewujudkan swasembada pangan dinilai memiliki banyak tantangan, salah satunya sumber daya manusia (SDM) berkualitas. Hal tersebut diungkapkan Menteri Pertanian ke-25 Anton Apriyantono dalam diskusi pembangunan berkelanjutan di Kemenristek DIKTI, Jumat (23/9).
Ia mengatakan, sekitar 70 persen petani adalah lulusan sekolah dasar atau bahkan tidak lulus SD. Sementara petani yang mengolah sumber makanan bagi masyarakat, selain berdedikasi dan memiliki kemauan keras juga harus terdidik dan skillfull.
"Sarjana pertanian sebaiknya kembali ke sektor pertanian," katanya.
Ia menilai sulit untuk mewujudkan swasembada pangan, selain faktor SDM, terbatasnya lahan, banyaknya petani, pertambahan penduduk dan juga pengelolaan pertanian yang masih secara kecil. "Tidak seperti perkebunan yg dikelola swasta atau BUMN," ujarnya.
Ia mengatakan, Indonesia dari dulu dikenal sebagai raja hasil perkebunan dan rempah tidak untuk pangan kecuali beras. Pola konsumsi masyarakat juga perlu mengalami perubahan terutama pola pikir yang menyatakan makan harus nasi. Ia menuturkan perlu adanya diversifikasi pangan dan konsumsi utama pangan lokal.
"Karena karbohidrat tidak hanya dari nasi tapi bisa dari ubi, jagung, dan pisang," katanya.