REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Naiknya harga ikan laut di Medan membuat warga beralih ke ikan air tawar. Kenaikan harga ini disebut dipicu kurangnya pasokan akibat cuaca ekstrem di perairan Sumut beberapa pekan terakhir.
Di pasar Kemiri, kios yang biasa digunakan oleh pedagang ikan tampak banyak yang tutup. Jumlah pedagang ikan laut yang berjualan ini pun lebih sedikit dari hari biasanya.
"Banyak pembeli yang lebih memilih ikan air tawar karena ikan laut susah," kata salah seorang pedagang ikan tawar, Juan, Jumat (23/9).
Juan mengatakan, ikan air tawar yang paling diminati adalah nila dan lele. Kedua jenis ikan ini tidak mengalami kenaikan harga. "Ikan nila tetap Rp 25 ribu per kg, ikan lele juga tetap harga Rp 18 ribu sampai Rp 20 ribu per kg," ujar dia.
Salah seorang pembeli, Ain mengaku memang beralih ke ikan air tawar karena harga ikan laut yang tinggi. "Karena harga tinggi makanya saya beli ikan nila, harganya pun tidak jauh beda," kata Ain.
Di pasar Kemiri, ikan dencis saat ini dijual dengan harga Rp 24 ribu per kg dari sebelumnya Rp 10 ribu. Untuk ikan tongkol, dihargai Rp 30 ribu per kg dari Rp 15 ribu dan ikan gembung Rp 43 ribu per kg dari Rp 25 ribu. Ikan-ikan ini berasal dari perairan Belawan di Medan, Tanjung Balai, dan Aceh.
Salah satu pedagang di pasar Kemiri, Anggiat Rajagukguk mengatakan, menurunnya pasokan ini disebabkan kencangnya angin dan tingginya gelombang di perairan Sumatra Utara. Cuaca ektrim yang terjadi di sejumlah wilayah di Sumut beberapa pekan terakhir membuat nelayan tidak melaut.
"Banyak nelayan yang tidak melaut makanya harga ikan pun naik dari harga biasanya. Penjualan kami pun jadi menurun beberapa hari ini," kata Anggiat.