Sabtu 24 Sep 2016 15:58 WIB

Festival Payung di Solo Menjadi Ajang Selfie

Red: Ilham
Festival Payung Indonesia di Solo
Foto: (VOA/Yudha Satriawan)
Festival Payung Indonesia di Solo

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Ribuan pengunjung dari berbagai daerah memadati Festival Payung Indonesia (FPI) ke-3 2016 di Taman Balekambang Solo, Sabtu (24/9). Mereka, baik remaja maupun orang dewasa menjadikan tempat itu ajang pendidikan dan swafoto atau selfie.

Kegiatan FPI, selain dihiasi berbagai jenis dan warna warni payung yang kelihatan indah di lokasi Taman Balekambang Kota Solo, juga digelar pameran, workshop, serta pagelaran tari dari berbagai daerah di Indonesia ikut memeriahkan.

Putri (22), salah satu pengunjung dari Wonogiri mengatakan FPI yang digelar di Balekambang Solo, luar biasa.

Lokasi selain dapat untuk berfoto-foto selfie, juga menjadi tempat pendidikan bagi para remaja untuk menambah mengetahui soal payung. "Peserta hadir dari berbagai daerah di Indonesia, sehingga saya menjadi tahu soal payung misalnya dari Lampung atau Juwiring Klaten. Ini, bisa menambah pengetahuan terutama para remaja," kata Putri yang juga mahasiswi Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Surakarta.

Desi (22) asal Sukoharjo mengaku baru pertama pengunjungi kegiatan FPI di Balekambang ini, dan sangat terkesan.

Heru Prasetya selaku Ketua Panitia penyelenggara mengakui, jumlah pengunjung FPI ke-3 di Taman Balekambang memang sangat luar biasa karena tahun ini lebih berwarna dibanding sebelumnya. Pengunjung FPI rata-rata mencapai 10 ribu lebih per hari.

"Pengnjung jika dibanding tahun sebelumnya hanya sekitar 25 ribu orang dan tahun ini bisa lebih dari 30 ribu pengunjung," kata Heru.

Menurut dia, pengunjung FPI yang digelar 23-25 September 2016 mengalir mulai dari anak-anak hingga dewasa, lintas etnis dan profesi. Mereka bersama-sama ingin merayakan festival payung di Taman Balekambang itu.

Pada FPI tahun ini, kata Heru, memang yang ditampilkan juga semakin beragam, visual, dan petunjukan dipilih yang terbaik di Indonesia. Payung bukan hanya pameran dan workshop saja, tetapi dikreasikan oleh para kreator-kreator.

Oleh karena itu, kata dia, FPI dapat menemuan cara pelestarian dan pengembangan dengan inovatif secara bersama-sama.

"Pengunjung menjadi tempat ini sebagai ajang selfie, melihat pertunjukan, workshop, pameran, membeli payung dan lainnya. Mereka juga dapat melihat langsung cara pembuat payung dan dipamerkan," kata Heru.

Festival tahun ini mengambil tema "Sky Umbrella, Exploring Indonesia" yang diikuti sebanyak enam delegasi dari mancanegara, yakni Jerman, Singapura, Jepang, Brunei Darussalam, Meksiko, dan Inggris. Sedangkan, 20 perwakilan dari lokal antara lain, Lampung, Makassar, Solo, Surabaya, Bandung, Yogyakarta, Denpasar, Kepulauan Riau, Tasikmalaya, Klaten, Banyumas, dan lainnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement