REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat Hillary Clinton dan Partai Republik Donald Trump tengah mempersiapkan diri untuk debat pertama yang diselenggarakan pada Senin (25/9), mendatang. Dalam hitungan hari, keduanya bersaing memperlihatkan kemampuan dari pemikiran mereka mengenai banyak hal di depan jutaan orang.
Debat capres AS pertama yang dilakukan Clinton dan Trump diselenggarakan di Universitas Hostra di New York. Dimoderatori oleh penyiar NBC, Lester Holt, acara ini diyakini memberikan banyak tantangan bagi keduanya dan membuat banyak orang bisa menilai bagaimana kepribadian, filsafat, dan pemikiran mereka. Tentunya, hal ini secara signifikan dapat mempengaruhi suara pemilih dalam pemilu di negara itu, November mendatang.
Persiapan yang dilakukan kedua kandidat memiliki masing-masing perbedaan. Clinton, dilaporkan telah menghabiskan waktu selama pekan ini berada di rumah bergaya era kolonial belanda miliknya di Chappaqua, desa di wilayah utara New York.
Mantan pengacara itu mengatakan tengah mempersiapkan diri dalam acara yang disebutnya sebagai malam paling penting sebelum pemilu AS dilaksanakan. Ia yang sebelumnya sempat dinyatakan menderita penumonia (paru-paru basah) banyak beristirahat sambil membaca buku pengarahan.
Bulan lalu, dalam acara amal di Hamptons, mantan menteri luar negari AS itu sempat bertanya ke arah orang-orang yang datang. Ia bertanya tengah pikiran dan ide yang mungkin mereka miliki untuknya, dalam melawan Trump. "Mungkin ia akan mencoba menyampaikan hal-hal yang sebelumnya tidak pernah dilakukan atau mungkin dia akan datang dan berusaha menghina saya untuk mencetak beberapa poin," ujar Clinton saat itu, dilansir NBC News, Jumat (23/9).
Beberapa waktu lalu, perempuan berusia 68 itu menekankan bahwa dirinya akan berkomunikasi secara jelas dan tanpa rasa takut dalam debat presiden pertama. Hal ini terkait dengan kemungkinan serangan dan intimidasi datang dari Trump.
"Saya bersumpah, tanpa rasa takut menghadapi penghinaan, serangan, intimidasi, serta kefanatikan yang datang dari lawan saya nanti," jelas Clinton.
Beberapa pihak berpendapat, Clinton dapat dengan mudah menghadapi debat presiden pertamanya kali ini. Hal itu dilihat dari pengalamannya yang tanpa gentar menghadapi rivalnya satu per satu, sebelum secara resmi terpilih menjadi calon presiden AS dari Partai Demokrat.