Sabtu 24 Sep 2016 19:34 WIB

Sekjen PBNU : Pemberdayaan Ekonomi Warga Jadi Kunci Perubahan

Rep: rizky suryandika/ Red: Damanhuri Zuhri
Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmi Faisal Zaini mempresentasikan Elektronik Kartu Tanda Anggota NU (e-Kartanu) saat diluncurkan di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu (6/4).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmi Faisal Zaini mempresentasikan Elektronik Kartu Tanda Anggota NU (e-Kartanu) saat diluncurkan di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu (6/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini menyampaikan gagasan pentingnya pemberdayaan ekonomi warga dalam menyongsong tantangan zaman. Hal itu disampaikannya dalam konferensi Internasional pembangunan Islam yang di selenggarakan di Universitas Jember (22/9).

Dalam paparannya yang diberi tajuk Peradaban Islam dalam Bidang Sosial-Ekonomi, Helmy mengingatakan terdapat tiga sektor yang bisa dijadikan konsen dalam mengembangkan ekonomi yaitu kewirausahaan, ekonomi digital, serta pertanian yang meliputi peternakan, kalautan, dan perikanan.

“Tiga sektor utama yang harus betul-betul kita seriusi hari ini, utamanya menyangkut respon terhadap perkembangan zaman adalah kewirausahaan, ekonomi, digital, dan pertanian. Semua itu harus kita garap dengan serius jika ingin maju,” katanya.

Selain itu, pria kelahiran Cirebon itu juga mengatakan kunci kemajuan hari ini terletak pada pemberdayaan ekonomi warga. Ia berharap warga didorong untuk berdaya secara ekonomi. Dorongan tersebut, menurut Helmy, bisa dilakukan dari pelbagai level. Dari level konsepsi sampai level praksis.

“Ulama dan penceramah hari ini dan seterusnya harus mau melakukan apa yang yang disebut sebagai pengaruh utama sektor ekonomi dalam pelbagai ceramah dan pidatonya. Misalnya, ceramah-ceramah lebih diarahkan kepada materi atau sirah tentang bagaimana Nabi Muhammad SAW membangun dan memperhatikan sektor ekonomi,” jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement