REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sebuah komunitas ASI non profit telah membuka bank ASI untuk bayi prematur di New York. Bank tersebut mengumpulkan ASI hasil pasteurisasi dari para pendonor di seluruh negara bagian Amerika Serikat.
Koordinator organisasi tersebut, Erica Hankinson, sebagaimana dilansir dari The Independent, Ahad (25/9), mengatakan perempuan yang melahirkan bayi prematur sering menghadapi situasi stres. Kondisi itu membuat tubuh mereka belum siap memproduksi susu.
"Satu dari 10 bayi di AS lahir dalam kondisi prematur," ujar Erica. Menurut dia, menemukan pendonor ASI di Amerika Serikat merupakan hal yang sulit. Para pendonor yang menyumbangkan ASI tidak dibayar.
Sebelum resmi mendonorkan ASI, para perempuan harus lolos sejumlah kriteria yang ketat. Beberapa kriteria yang dimaksud yakni tidak mengkonsumsi produk tembakau dan susu yang mengandung pengental. Kedua produk ini dapat menurunkan kadar gula darah pada bayi prematur.
Para pengguna jasa bank ASI merasa bersyukur bisa mendapatkan sumbangan untuk bayi mereka. Namun, pihak pengelola bank ASI tetap harus berjuang menemukan para calon pendonor.
Pendiri dan direktur eksekutif bank ASi, Julie Bouchet-Horowitz, menuturkan ASI masih menjadi nutrisi terbaik bagi bayi. "ASI melindungi dari berbagai infeksi yang mengancam jiwa, terutama pada bayi prematur rentan," ujarnya.
Saat ini, ada 25 bank ASI yang telah beroperasi secara penuh di kawasan Amerika Utara dan Kanada. Di seluruh dunia, ada sekitar 290 bank ASI yang membantu ibu dan bayi terlahir prematur.