Ahad 25 Sep 2016 02:41 WIB

Hadapi Lawan Berat, Ahok Mulai 'Santun'

Tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubenur DKI melakukan selfie di sela tes kesehatan, Sabtu (24/9).
Foto: Instagram Anies Baswedan
Tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubenur DKI melakukan selfie di sela tes kesehatan, Sabtu (24/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gaya komunikasi calon gubernur DKI Jakarta pejawat, Basuki Tjahaja Purnama, dinilai terjadi perubahan yang mencolok. Bila diamati dua hari terakhir, ada perubahan gaya khususnya terhadap kompetitornya. Ahok yang sebelumnya selalu memainkan strategi full attack, kini sedikit tampil calm dan tak lagi agresif. Khususnya setelah nama Agus Harimurti dan Sylviana Murni muncul.

Pengamat politik Universitas Al Azhar, Zaenal Budiyono menilai, perubahan gaya ini dipengaruhi dua hal. Pertama, Ahok dinilai mulai berpikir sebagai seorang politikus yang menghitung efek dari setiap manuvernya. Terutama dampaknya terhadap elektablitasnya. Terlebih dengan masuknya PDIP di saat-saat akhir dan adanya penandatanganan kesepakatan dengan Ahok.

"Kedua, Ahok sepertinya memperhitungkan kualitas para penantangnya, bahwa mereka berpotensi mengganggu, bahkan mengalahkan Ahok di Pilkada mendatang," ujar Zaenal, Kamis (24/9). 

Ditambah dengan fakta elektabilitas pejawat yang cenderung menurun, maka Ahok terlihat menutupi kekurangan itu dengan tidak lagi mengumbar pernyataan kontroversial atau menyerang pesaingnya. Terutama terhadap Agus Harimurti, di mana Ahok sama sekali tidak memberikan komentar yang bernada ofensif.

"Pertanyaannya, apakah voters akan mengapresiasi perubahan mendadak gaya komunikasi Ahok ini? Belum tentu," tegasnya. Zaenal menilai justru bila perubahan attitude dilakukan secara tiba-tiba, publik melihatnya sebagai sebuah kejanggalan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement