Ahad 25 Sep 2016 17:00 WIB

Ketika Nabi Idris Mengunjungi Surga

Rep: c62/ Red: Agung Sasongko
 (ilustrasi)
Foto: blogspot.com
(ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Setelah kembali, Nabi Idris berkata lagi kepada Malaikat Maut. Hai Malaikat Maut, saya ada keinginan lagi denganmu, yaitu saya ingin melihat surga sehingga saya boleh tambah meningkatkan amal ibadah.

Izrail kembali menjawab, bagaimana ia bisa mengantarnya ke surga sedangkan izin belum ia kantongi.

Selama ini Izrail tidak mengerjakan segala sesuatu kecuali telah mendapatkan izin dari Allah.

Allah kembali memberi izin kepada mereka berdua dan berhenti dekat pintu surga. 

Nabi Idris melihat di dalamnya bermacam-macam nikmat dan istana besar dan indah, serta ragam anuegarah di dalamnya berupa tumbuh-tumbuhan  berikut buah-buahan beraneka warna serta rasa yang berbeda-beda.

Nabi Idris berkata, Hai saudaraku, saya telah merasakan sakitnya sakaratul maut, saya telah melihat Neraka Jahanam yang di dalamnya bermacam-macam rupa siksaan dan azab neraka maka mohonkanlah Engkau kepada Allah untuk mengizinkan saya masuk surga dan minum airnya, agar hilang rasa sakitnya sakaratul maut di tenggokoranku ini dan juga terhindar dari siksaan Neraka Jahanam.

Izrail pun meminta izin, Allah lalu mengizinkannya. Keduanya memasuki surga lalu keluar lagi.

Nabi Idris masuk lagi ke dalam surga dan meletakkan seliparnya di bawah pokok kayu di dalam surga.

Ia berkata kepada Izrail. Hai Malaikat Maut, selipar saya tertinggal di dalam surga di bawah pokok kayu, kembalikanlah saya ke dalam surga.

Nabi Idris masuk ke surga. Pada saat keduanya berada di surga itu, Nabi Idris tidak mau keluar.

Berteriaklah Izrail memanggil Nabi Idris agar ia mau keluar dari surga. Hai Idris, keluarlah Engkau dari surga."

Nabi Idris menolak keluar. Allah pun berfirman, Tinggalkanlah ia (Nabi Idris), sesungguhnya Aku telah memutuskan ia pada zaman azali dahulu bahwa sesungguhnya ia (Nabi Idris) tergolong ahli dan penghuni surga."

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement