REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejarah berdirinya masjid ini tak terlepas dari kunjungan kenegaraan presiden Argentina ketika itu, Carlos Menem, ke Arab Saudi pada 1995. Pemerintah Argentina menghibahkan lahan seluas 34 ribu meter persegi untuk kemudian dibuat masjid dengan proyek dan dana dari Pemerintah Saudi.
Masjid yang pembangunannnya menghabiskan dana hingga 30 juta dolar AS ini, merupakan hasil karya arsitektur Arab Saudi, Zuhair Faiz. (Baca: Masjid King Fahd Buenos Aires, Pusat Kebudayaan Islam Terbesar di Amerika Latin)
Dengan daya tampung 1200 pria dan 400 jamaah perempuan, masjid ini tak hanya memiliki ruang ibadah. Namun, juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung, seperti pusat budaya, perpustakaan, taman, sekolah Islam untuk tingkat dasar dan menengah, hingga asrama dengan kapasistas hingga 50 siswa.
Masjid Pusat Kebudayaan Islam Raja Fahd, Boenos Aires diresmikan pada Senin 25 September 2000 oleh Presiden Argentina Ferdinando de la Rua bersama Putra Mahkota Arab Saudi, yaitu Pangeran Abdullah Bin Abdul Aziz al-Saud.
(Baca: Mengintip Bagian dalam Masjid King Fahd Buenos Aires)
Sumbangan lahan oleh Carlos Menem kepada komunitas Muslim untuk pembangunan masjid pada 1995 itu sempat menuai kontroversi. Bahkan, Ferdinando de la Rua yang ketika itu masih menjadi senator turut menolak hal tersebut.
Lahan yang secara yurisdiksi Lota Boenos Aires tapi kemudian diserahkan oleh otoritas pemerintah pusat kepada komunitas Muslim.
Namun, kemudian waktu mengubah segalanya, apa yang telah di rintis oleh Carlos Menem kemudian berbuah manis bagi Muslim Argentina.
Fernando De La Rua tidak hanya bersedia meresmikan kompleks masjid tersebut, tapi juga mengundang secara resmi mantan presiden Carlos Menem untuk hadir dalam upacara peresmian masjid terbesar Amerika Latin tersebut.