Senin 26 Sep 2016 17:08 WIB

Parmusi: Indonesia Kaya akan Herbal

Rep: Rizki Suryandika/ Red: Agung Sasongko
Buku tentang rempah-rempah Indonesia.
Foto: dokrep
Buku tentang rempah-rempah Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) Abudurahman Syagaff mengaku kecewa dengan pengobatan herbal di Indonesia. Pasalnya, produk herbal lebih banyak dipasok dari Amerika dan Cina.

"Kalau tidak cukup kita bekam, rukyah, maka ada herbal yang bisa menyembuhkan penyakit apapun seperti air zamzam dan madu. Beberapa herbal punya khasiat tertentu, Indonesia sangat kaya raya dengan herbal jadi jangan impor herbal dari Amerika dan Cina yang totalnya saya kira bisa capai 20 triliun," katanya, Senin (26/9).

Menurutnya, perubahan pola pikir menjadi fokus Parmusi dalam sektor pengobatan. Sehingga, umat Muslim tak hanya menggantungkan diri pada pengobatan ala kedokteran medis. (Baca: Umat Islam Diimbau Berobat Ala Rasulullah)

"Pendidikan ini kita butuhkan untuk beri pemahanan pada umat, kembalikan akidah umat ke ajaran yang benar. Karena cara-cara kita sehat dan sembuh itu tidak sesuai ajaran islam sehingga kita tersesat," ujarnya.

Diketahui, PARMUSI menggelar pelatihan Thibbun Nabawi atau pengobatan ala Nabi jelang pelaksanaan Milad ke-17 pada 1 Oktober nanti. Pelatihan dimulai tanggal 25 hingga 30 September 2016 di Parmusi Centre, Jakarta Selatan.

Adapun praktik dari hasil pelatihan tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 1 hingga 3 Oktober 2016 di Grand Sahid Hotel, Jakarta. Pelatihan tersebut dimaksudkan untuk mengembangkan praktik kedokteran ala Nabi ke pelosok Nusantara.

Ia mengapresiasi minat masyarakat yang ingin mengikuti pelatihan tersebut. Ia memastikan Parmusi akan memfasilitasi keinginan masyarakat itu dengan membuka pelatihan hingga ke daerah.

"Di daerah kita akan bikin pelatihan juga karena ada yang berminat seperti di Banten, Maluku Utara dan Papua Barat, Sulawesi Selatan, Jabar, Jatim," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement