Senin 26 Sep 2016 17:20 WIB

24 Warga Desa Sidengok Diungsikan Pascalongsor

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Yudha Manggala P Putra
Rumah warga yang dilanda longsor (ilustrasi).
Foto: Antara/Arif Pribadi
Rumah warga yang dilanda longsor (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Sebanyak 24 warga di sekitar Desa Sidengok Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara diungsikan ke tempat yang aman pascalongsor di desa tersebut. Longsor yang terjadi Ahad (25/9) pagi tersebut menelan satu korban jiwa.

''Untuk menghindari kejadian yang tidak diingin, warga yang tinggal di sekitar lokasi tebing yang longsor, kita ungsikan sementara,'' jelas Kepala BPBD Banjarnegara Catur Subandrio, Senin (26/9).

Longsor terjadi sekitar pukul 07.00 pagi, dimana tebing setinggi sekitar 12 meter runtuh. Areal lahan yang runtuh mencapai 40 meter.

Wahono, seorang warga desa setempat menyebutkan, warga khawatir akan terjadi longsor susulan karena pada lahan tebing yang longsor baru sebegian. Padahal, dari pengamatan warga di puncak tebing, saat ini ada rekahan baru yang dikhawatirkan memicu terjadi longsor susulan.

Sementara di bawah tebing tersebut, ada beberapa rumah warga yang berada di bawah tebing, selain rumah Sugianto (57) yang pada kejadian Ahad (25/9) pagi tertimpa longsor. ''Kita khawatir, rekahan di atas tebing itu akan memicu longsor susulan. Apalagi, hampir setiap hari di wilayah ini terjadi hujan,'' katanya.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, semua warga yang tinggal di bawah tebing memutuskan untuk mengungsi sementara. Mereka mengungsi ke rumah-rumah saudara dan tetangga yang lokasinya lebih aman.

Dalam proses pengungsian Senin (26/9) ini, warga tidak hanya sekadar mengungsikan anggota keluarganya saja. Namun barang-barang berharganya, juga ikut diungsikan. Tim dari BPBD Banjarnegara ikut membantu warga untuk mengungsikan barang-barang warga tersebut.

Catur menyebutkan, pada masa curah hujan tinggi seperti sekarang ini, cukup banyak warga di Kabupaten Banjarnegara yang harus meningkatkan kewaspadaan. Hal ini karena sekitar sekitar 70 persen wilayah Banjarnegara masuk zona merah rawan bencana longsor dan pergerakan tanah.

Untuk itu, dia sudah meminta warga yang tinggal di area rawan bencana agar meningkatkan kewaspadaan. Warga juga diminta memahami tanda tanda akan terjadinya longsor seprti munculnya mata air keruh dari dasar tebing dan adanya rekahan tanah. ''Bila ditemukan tanda-tanda semacam itu, warga yang berada di kawasan rawan bencana bawah harus segera mengungsi,'' katanya.

Sebagaimana diketahui, bencana longsor di Desa Sidengok Kecamatan Pejawaran, Ahad (25/9) pagi telah menyebabkan rumah Sugianto mengalami kerusakan dan seorang warga bernama Nurhaidin (21), meninggal dunia. Saat terjadi longsor, di desa setempat sebenarnya sedang tidak terjadi hujan lebat. Hujan deras terjadi pada malam sebelumnya.

 

Saat kejadian, korban Nurhaidin sedang membersihkan saluran air yang ada di belakang rumah. Saat itulah, tebing setinggi 15 meter yang ada di atasnya bergerak longsor sehingga menimbun korban dan membuat rumah Sugianto mengalami kerusakan.

Selain di Desa Sidengok, longsor juga menimpa satu rumah warga, Ali Mundasir (35), di  Desa Sirukem Kecamatan Kalibening. Longsor terjadi Ahad (25/9) dinihari, sekitar pukul 02.00. Meski demikian, bencana tersebut tidak sampai menimbulkan korban jiwa, hanya ada seorang bernama  Manisah (28), yang mengalami luka ringan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement