Senin 26 Sep 2016 21:49 WIB

Warga Lereng Gunung Diimbau Waspadai Potensi Longsor

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ilustrasi.
Foto: Antara/Anis Efizudin
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Masyarakat Jawa Tengah yang tinggal di kawasan lereng pegunungan dan perbukitan diimbau mewaspadai potensi tanah longsor. Dalam beberapa hari ke depan, sejumlah kawasan pegunungan dan perbukitan di Jawa Tengah masih akan turun hujan dengan intensitas sedang hingga lebat pada siang hingga malam hari.

Prakirawan cuaca Stasiun Meteorologi Ahmad Yani, Agus Triyono mengatakan, hujan berintensitas sedang hingga lebat juga ini masih berpotensi terjadi.

Terutama di wilayah pegunungan tengah dan barat Jawa Tengah. Misalnya mulai Kabupaten Semarang, Temanggung, Purworejo, Wonosobo serta Kabupaten  Banjarnegara. "Sedangkan untuk wilayah pegunungan barat Jawa Tengah meliputi Kabupaten Tegal, Brebes (Bumiayu) serta Kabupaten Cilacap (Majenang)," ungkapnya, Senin (26/9).

Di luar kawasan ini, masih jelas Agus, sejumlah wilayah di Jawa Tengah juga masih berpotensi turun hujan  ringan hingga intensitas sedang.

Antara lain meliputi Purwokerto, Purbalingga, sebagian Banjarnegara, sebagian Kebumen,  Karanganyar, Sragen, Kajen, dan Pemalang. "Selain itu juga wilayah Kabupaten Magelang, Surakarta, dan Pekalongan, Batang serta sebagian wilayah Kota Semarang," tambahnya.

Sementara itu, potensi hujan yang masih turun di wilayah Kabupaten Semarang bagian selatan membuat aktivitas warga Desa Wirogomo, Kecamatan Banyubiru kembali meningkatkan kewaspadaan terhadap tanah longsor.

Di wilayah desa ini, ancaman longsor tebing gunung Kelir masih terus mengintai warga, setelah sebelumnya beberapa kali longsor hingga materialnya menimbun sebagian fasilitas pendidikan SMPN 3 Banyubiru. "Dalam beberapa hari terakhir, ibtensitas hujan kembali meningkat di wilayah Wirogomo. Sehingga kami harus selalu waspada," ungkap, Langgeng Subekti (31).

Kebetulan, jelasnya, warga Desa Wirogomo yang bermukim di kaki tebing gunung Kelir sudah terbiasa untuk melakukan antisipasi dan kewaspadaan terhadap ancaman longsor ini. "Misalnya menghentikan segala aktivitas berkebun atau merumput di sekitar kaki bukit, jika hujan lebat  turun dalam durasi waktu yang panjang," ungkapnya.

Sejauh ini, lanjut guru SMPN 3 Banyubiru tersebut, belum ada larangan ataupun imbauan untuk meninggalkan dusun atau permukiman. Termasuk imbauan untuk menghentikan aktivitas pendidikan serta kegiatan belajar mengajar (KBM) di SMPN 3 Banyubiru maupun sekolah lain yang ada di wilayah Desa Wirogomo ini.

Namun jika intensitas hujan tinggi masyarakat diimbau untuk selalu waspada. "Termasuk warga yang selama ini telah dilatih untuk melaksanakan tanggap bencana," ujarnya. Sebelumnya, terkait ancaman bahaya longsor di Wirogomo ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang telah memasang alat  sistem peringatan dini (EWS).

Pemkab Semarang juga mewacanakan untuk melakukan rekayasa lereng tebing untuk meminimalisir ancaman longsor. Namun upaya ini diperkirakan bakal menyerap anggaran besar. Selain itu juga medan yang cukup sulit. Sehingga rekayasa lereng tebing gunung Kelir yang memiliki kerawanan longsor belum ditindaklanjuti.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement