REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Sukabumi menggiatkan gerakan pencegahan penyebaran HIV dan AIDS ke kalangan pelajar dan mahasiswa. Targetnya, para remaja khususnya pelajar bisa mempunyai kesadaran untuk deteksi dini HIV. "Kami mengimbau mahasiswa untuk mengikuti tes HIV atau Voluntary Counseling and Testing (VCT)," ujar Ketua KPA Kota Sukabumi Achmad Fahmi kepada wartawan Selasa (27/9).
Dia mengakui hal itu memang tidak mudah. Pasalnya, ada sebagian dari masyarakat merasa malu untuk periksa. Padahal, kegiatan tersebut sangat penting untuk deteksi dini HIV.
Misalnya ketika seseorang terdeteksi terjangkit HIV lanjut Fahmi, maka warga tersebut akan mendapatkan penanganan khusus dengan tepat. Selain itu penderita juga akan dirahasiakan identitasnya.
Upaya deteksi dini HIV ini ungkap Fahmi telah disosialisasikan ke sejumlah perguruan tinggi yang ada di Kota Sukabumi. Khususnya pada saat penerimaan mahasiswa baru.
Fahmi menerangkan, Kota Sukabumi merupakan salah satu daerah di Jawa Barat yang memiliki kasus HIV dan AIDS cukup tinggi. Data KPA menyebutkan, sejak 2000 lalu hingga 2016 ini tercatat sebanyak 1.035 kasus HIV dan 343 kasus di antaranya AIDS.
Saat ini terang Fahmi, kasus AIDS paling banyak diderita oleh kalangan ibu rumah tangga (IRT). Penyebaran kasus kebanakan berasal dari daerah kota seperti Cikole dan Warudoyong.