REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- FBI mengungkapkan, kejahatan di Amerika Serikat (AS) meningkat dibandingkan dengan tahun lalu. Jumlah kasus pembunuhan, pemerkosaan, dan penyerangan merangkak naik setelah jumlahnya rendah dalam beberapa dekade.
Dilansir dari BBC, Selasa (27/9), pada 2015 laporan tahunan FBI mencatat ada 1.197.704 kejahatan dan kekerasan yang terjadi. Jumlah tersebut meningkat 3,9 persen dibandingkan dengan 2014.
Kejahatan pada 2015 terjadi sebanyak 372,6 insiden per 100 ribu orang. Sedangkan pada 2014 sebanyak 361,6 insiden per 100 ribu orang.
Pada 2015, diperkirakan ada 15.696 pembunuhan di AS. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan dengan 14.164 kasus pembunuhan di tahun sebelumnya.
Pembunuhan yang disengaja dan tidak disengaja meningkat sebanyak 10,8 persen. Dua pertiga dari seluruh kasus pembunuhan itu dilakukan dengan senjata.
Peningkatan kejahatan banyak terjadi di lingkungan miskin di kota-kota besar. Jumlah tertinggi ada di AS bagian selatan.
Di wilayah tersebut, pembunuhan terjadi sebanyak 45,9 kasus per 100 ribu orang. Jumlah itu dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah di barat, timur, dan utara AS.
Data yang dilaporkan FBI ini dirilis pada hari pelaksanaan debat capres antara Hillary Clinton dan Donald Trump. Laporan ini bisa menjadi salah satu fokus pembahasan bagi keduanya.
Clinton pernah menyerukan untuk kontrol sejata secara ketat untuk mengatasi terjadinya kekerasan. Ia juga menginginkan adanya pedoman nasional mengenai penggunaan senjata oleh polisi.