Selasa 27 Sep 2016 10:12 WIB

Masjid di Pakistan Jadi Alternatif Rumah Singgah Lansia

Rep: marniati/ Red: Damanhuri Zuhri
Lansia (ilustrasi)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Lansia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pakistan Society of Neurology (PSN), Neurology Awareness and Research Foundation (NARF) bekerjasama dengan Lundbeck mengadakan seminar untuk memperingati hari alzheimer dunia yang diperingati 21 September setiap tahunnya.

Dalam seminar tersebut, ahli kesehatan menyarankan agar masjid juga berfungsi sebagai pusat-pusat komunitas untuk orang tua dengan penyakit mental dan fisik. Sehingga memungkinkan mereka untuk menghabiskan waktu luang di bawah pengawasan relawan.

Para ahli percaya, masjid bisa menjadi alternatif yang sangat baik untuk rumah singgah lansia. Dimana orang tua bisa diurus dan bukannya dibiarkan meninggal di tempat tinggal mereka.

"Dengan adanya sistem keluarga tradisional di Pakistan, orang tua berjuang sendiri dengan masalah mental seperti demensia dan Alzheimer. Mereka ditinggalkan sendiri untuk menghadapi konsekuensi," ujar dokter terkenal Dr Ejaz Vohra seperti dilansir thenews.com"thenews.com, (26/9). Ia menambahkan, populasi lansia yang cukup besar di Pakistan dapat dengan mudah diurus di masjid bukannya rumah-rumah tua.

Sementara itu, ahli kesehatan terkemuka dan psikiater, Iqbal Afridi dalam presentasinya yang berjudul 'Masalah Psychiatric pada penyakit Alzheimer' menyatakan kualitas hidup lansia didiagnosis dengan penyakit Alzheimer bisa jauh ditingkatkan dengan mengontrol dan mengobati depresi dan penyakit kejiwaan lainnya.

Penyakit memicu masalah perilaku karena kehilangan memori dan depresi. Pasien akan mudah marah. Dengan adanya sistem ini, pasien serta keluarga dapat mengatasinya dengan bantuan obat modern dan perubahan lingkungan. Anak-anak mereka dapat dilatih cara merawat orang tua dengan ganguan alzhemeir dengan benar.

Ahli saraf terkenal, Fauzia Siddiqui menambahkan, lingkungan yang sehat bisa menghasilkan kesehatan yang lebih baik bagi orang-orang yang mengalami depresi dan masalah kejiwaan lainnya.

"Pasien tersebut harus berada di tempat-tempat di mana mereka lebih dekat dengan alam, melihat matahari terbit, menghirup udara segar, mengubah cuaca dan fenomena alam lainnya secara besar-besaran membantu dalam mengatasi penyakit mental," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement