REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK CITY -- Calon Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat Hillary Clinton sudah mengantongi cara bagaimana mengalahkan kelompok militan ISIS.
"Saya sudah merencanakan untuk melawan ISIS secara online (lewat siber) dan meningkatkan serangan udara," ujarnya saat debat capres di New York City, AS, Senin (26/9) malam waktu setempat.
Untuk peningkatan serangan udara, AS tidak bisa melakukannya sendiri. Negeri Paman Saman tersebut akan menggandeng mitra dari Arab. AS akan mengerahkan militernya untuk membantu di Irak. Hillary menyebut tahun ini pemerintah berhasil memukul mundur ISIS di Irak dan Suriah. "Kita memprioritaskan akan mengalahkan mereka, sama seperti saat saya menjadi Menteri Luar Negeri AS. Kita akan melawan mereka," ujarnya.
Menurut dia, di abad 21 ini serangan yang dihadapi AS tidak hanya dalam bentuk fisik, namun juga dalam bentuk siber. AS menghadapi banyak peretas mandiri demi alasan komersial yang juga mewakili negara tertentu. Hillary mengkhawatirkan Rusia yang menyerang banyak organisasi dalam negeri AS. "Serangan siber Rusia memprihatinkan," kata Hillary.
Dalam debat tersebut, Hillary menuding capres dari Partai Republik Donald Trump mengajak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk meretas berkas milik AS. Menanggapi tudingan tersebut, Trump hanya menyebut bahwa dirinya didukung oleh banyak jenderal dan admiral. "Kita harus menjadi lebih baik. Bisa saja Rusia atau Cina meretas kita," ujarnya.