Selasa 27 Sep 2016 16:15 WIB

BNPB Imbau Warga Waspadai Abu Vulkanik Baru Jari

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Aktivitas Gunung Barujari yang berada di tengah danau Segara Anak mengeluarkan debu vulkanik saat meletus di Sembalun, Lombok Timur, NTB, Ahad  (25/10)
Foto: ANTARA FOTO/Lalu Edi
Aktivitas Gunung Barujari yang berada di tengah danau Segara Anak mengeluarkan debu vulkanik saat meletus di Sembalun, Lombok Timur, NTB, Ahad (25/10)

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TIMUR -- Anak Gunung Rinjani, Gunung Barujari di Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali meletus pada Selasa (27/9) pukul 14.45 WITA.

"Masyarakat diimbau untuk waspada. Diperkirakan abu vulkanik akan mencapai Kota Mataram dan berpotensi berpengaruh pada aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Lombok," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho, Selasa (27/9) .

BNPB, lanjutnya, telah menginstruksikan BPBD Provinsi NTB, BPBD Kabupaten Lombok Tengah, BPBD Kabupaten Lombok Timur,  dan BPBD Kabupaten Lombok Utara untuk mengantisipasi kondisi terburuk. "Stok masker di BPBD Provinsi NTB masih 55 ribu lembar dan di Dinas Kesehatan ada 250 ribu lembar masker," lanjutnya.

Kepala BPBD NTB Muhammad Rum mengatakan, telah berkoordinasi dengan pos pemantau Gunung Rinjani. "Dimungkinkan akan terjadi penutupan bandara Lombok Internasional Airport," ungkapnya.

GM Angkasa Pura I Bandara Internasional Lombok I Gusti Ngurah Ardita menyampaikan, kondisi penerbangan di Bandara Internasional Lombok masih berjalan normal. "Belum ada (penyesuaian penerbangan), kita masih monitor perkembangan," katanya kepada Republika.co.id, Selasa (27/9).

Ia menambahkan, saat ini terus berkoordinasi dengan BMKG terkait dampak letusan Gunung Baru Jari tersebut. "Kita masih koordinasi dengan BMKG, tapi intinya belum ada dampak ke kita," katanya menambahkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement