Selasa 27 Sep 2016 16:36 WIB

Boy Sadikin Bicara Blak-blakan Pengunduran Diri dari PDIP

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Angga Indrawan
Boy Sadikin
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Boy Sadikin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Boy Sadikin resmi mengundurkan diri sebagai kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada 21 September 2016. Keputusan ini diambil sehari setelah DPP PDIP resmi mengusung Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat sebagai calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.

Putra mantan gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin ini bicara blak-blakan alasan dia mundur dari partai banteng moncong putih ini. Menurutnya, pengusungan pejawat (incumbent) Ahok-Djarot tak sesuai dengan prinsip dan hati nuraninya. Boy akhirnya menuruti hati nuraninya dan memutuskan untuk keluar dari PDIP.

"Di sini, hati nurani saya berbeda pilihan dengan DPP (PDIP). Karena perbedaan inilah, daripada menghalangi partai saya mengambil keputusan, saya memilih keluar," kata dia di kediamannya di Jalan Borobudur, Jakarta, Selasa (27/9).

Mantan ketua DPD PDIP DKI Jakarta ini mengatakan, keputusan untuk keluar dari PDIP adalah pilihan pribadi. Ia tak akan mengajak rekannya di PDIP untuk mengikuti jejaknya. Boy mempersilakan kader PDIP untuk memilih pilihan masing-masing sesuai nuraninya jika tak sesuai dengan keputusan DPP yang mengusung calon pejawat.

"Saya tidak akan mengarahkan, tergantung nurani kawan-kawan. Ini pilihan saya dan kamu juga punya pilihan," ujar dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement