REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Awalnya, bangunan Masjid Bibi Heybat sangat kecil, namun indah. Seperti digambarkan dalam laman www.azer.com, masjid ini menjadi salah satu pemandangan indah di Baku.
Tempat ibadah ini menyatu secara harmonis dengan lingkungan sekitar yang dikelilingi bukit berbatu dan laut. Tak hanya indah, masjid ini pun unik. Dilihat dari berbagai sudut, bangunan ini me nampilkan bentuk berbeda-beda. Hal ini bisa dilihat dari dokumentasi foto-foto atau lukisan yang ada.
(Baca: Awal Mula Pembangunan Masjid Bibi Heybat)
Pada rentang usianya yang panjang, masjid bersejarah inipun pernah mengalami beragam peristiwa. Salah satunya yang kelam, yaitu ketika rezim Stalin yang berkuasa di Uni Soviet melarang kebebasan beragama. Akibat kebijakan antiagama yang dilancarkan Stalin, Masjid Bibi Heybat pun dihancurkan.
Sejarah mencatat, Bibi Heybat menjadi satu-satunya masjid di Azerbaijan yang dihancurkan oleh Stalin. Penghancuran masjid ini dilakukan pada hari terakhir pada September 1936. Pada hari yang sama, masyarakat Azerbaijan juga menyaksikan dihancurkannya tiga gereja.
Tak hanya indah dan unik, Masjid Bibi Heybat ternyata sangat kokoh. Seperti dilansir laman www.vision.az, tak mudah merobohkan masjid ini. Anak buah Stalin bahkan harus meledakkannya beberapa kali sebelum akhirnya bangunan benar-benar runtuh.
Pada ledakan dina mit pertama, hanya sebagian bangunan yang ambruk. Atap masjid, termasuk kubah, baru runtuh setelah ledakan ke dua.
Sebuah me nara setinggi 20 meter yang menjadi simbol kebanggaan umat Islam setempat menjadi bagian yang paling sulit dihancurkan . Meski menjulang tinggi, menara itu sangat kokoh sehingga baru berhasil diruntuhkan setelah ledakan ketiga.
Sekitar 60 tahun kemudian setelah kehancurannya, Masjid Bibi Heybat dibangun kembali di tempat semula. Presiden Azerbaijan Heydar Allyev meresmikan masjid ini pada 11 Juli 1997.