REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- New York menjalankan kampanye anti islamofobia. Cara dengan menampilkan foto Muslim dan Muslimah, bertuliskan I am Muslim I am NYC.
Wali Kota New Yor, Bill de Blasio, mengingatkan pentingnya setiap warga New York berdiri bersatu sebagai satu kesatuan, menolak kebencian apalagi kekerasan. Ia menegaskan, semua warga New York berhak untuk hidup aman, bebas dari kebencian atau diskriminasi.
"Di New York, semua orang berhak diperlakukan dengan hormat. Kristen, Muslim, Yahudi, Sikh, Hindu, agnostik dan atheis, tidak masalah," kata Bill, Selasa (27/9).
Iklan itu sendiri akan ditempatkan di sejumlah media sosial seperti Facebook, Twitter dan Instagram, dengan tagar #IamMuslimNYC. Seiring dengan iklan, New York merencanakan kegiatan seperti forum publik, pagelaran budaya, publikasi UU tentang diskriminasi agama.
Sebelumnya, sentimen anti-Muslim meningkat sejak memanasnya pemilihan Presiden AS, dengan kandidat Partai Republik Donald Trump sebagai pemeran utama. Bahkan, Trump mengungkapkan rencana penutupan masjid dan melarang Muslim memasuki Amerika Serikat.
Penyelidikan Komisi Hak Asasi Manusia, diskriminasi berdasarkan ras, asal negara dan agama berkembang selama dua tahun terakhir, 194 kasus pada 2015 sampai 326 kasus pada 2015. Sejak fenomena Donald Trump, ada 180 insiden kekerasan anti-Muslim, termasuk 12 pembunuhan.