REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK CITY -- Kandidat Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik Donald Trump akan 'menekan' lebih keras pesaingnya dari Partai Demokrat Hillary Clinton dalam debat berikutnya. Debat antara Trump dan Clinton pada Senin (26/9) malam waktu setempat adalah yang pertama kalinya.
Dalam sebuah wawancara dengan Fox News, ia menuduh moderator Lester Holt lebih keras pada dirinya dari pada Hillary. Saat debat terjadi, jajak pendapat pun dilakukan. Perusahaan riset Nielsen mengatakan 84 juta orang AS menyaksikan debat keduanya dari rumah.
Total keseluruhan ada 100 juta orang diprediksi melihat debat tersebut. Jumlah ini mengalahkan rekor 80,6 juta pemirsa yang menyetel televisi untuk menyaksikan debat calon presiden antara Jimmy Carter dan Ronald Reagan pada 1980.
Saat diundang hadir ke salah satu program televisi Fox and Friends, Trump mengatakan semuanya (debat) telah berjalan baik. Namun ia mengeluhkan moderator Lester Holt tidak menekan Hillary tentang skandalnya.
"Dia tidak bertanya tentang email, dia tidak bertanya tentang skandal, dia tidak bertanya padanya tentang kesepakatan Benghazi. Dia tidak bertanya tentang banyak hal yang seharusnya ia tanyakan. Mengapa? Saya tidak tahu," ujar Trump, Selasa (27/9) waktu setempat.
Dia merasa tergoda untuk memunculkan banyak urusan yang dimiliki Bill Clinton, namun ia urungkan karena puteri Clinton, Chelsea, ada di barisan penonton. "Saya mungkin memukulnya lebih keras dengan cara tertentu. Saya benar-benar mereda karena saya tidak ingin menyakiti perasaan siapa pun," kata Trump.
Dia juga mengatakan bahwa saat debat terjadi mikrofonnya terganggu, berderak, dan volumenya lebih rendah dari mikrofon Hillary. Menurut Trump, bisa saja pendengar berpikir bahwa saat itu dia sedang terkena flu.