Rabu 28 Sep 2016 14:42 WIB

'Peres tak Punya Keinginan Selain Melayani Orang Israel'

Rep: Puti Almas/ Red: Indira Rezkisari
Bunga diletakkan di luar Pusat Peres untuk Perdamaian di Jaffam dekat Tel Aviv, Israel, Rabu (28/9). Mantan Presiden Israel Shimon Peres meninggal di usia 93 tahun.
Foto: AP
Bunga diletakkan di luar Pusat Peres untuk Perdamaian di Jaffam dekat Tel Aviv, Israel, Rabu (28/9). Mantan Presiden Israel Shimon Peres meninggal di usia 93 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Mantan presiden Israel, Shimon Peres meninggal pada Rabu (28/9) dini hari, sekitar pukul 03.00 waktu setempat. Ia wafat di usia 93 tahun, setelah dirawat selama dua pekan akibat serangan stroke.

Anak laki-lakinya, Chemi Peres mengungkapkan kesedihan ditinggalkan sang ayah tercinta. Ia mengatakan mantan presiden yang juga salah satu pendiri Israel itu adalah seorang pekerja keras.

"Dengan kesedihan mendalam, kami mengucapkan selamat tinggal untuk ayah tercinta kami. Dia bekerja tanpa kenal lelah sejak hari pertama Israel didirikan hingga akhir hayat," ujar Chemi, dilansir The Times of Israel, Rabu (28/9).

Ia juga mengungkapkan bahwa Peres telah mengabdi selama 70 tahun untuk kesejahteraan warga Israel. Mulai dari menjabat sebagai presiden, perdana menteri, menteri pertahanan, dan banyak posisi penting lainnya.

"Ayah saya juga selalu berkata bahwa Anda akan menjadi orang besar dengan melayani rakyat. Ia tidak punya keinginan lain, selain melayani kepentingan orang-orang Israel," jelas Chemi.

Chemi juga mengatakan akan berjuang meneruskan warisan ayahnya yang selalu berusaha menciptakan masa depan lebih baik bagi Israel. Ia berharap semua orang dapat mencontoh keberanian serta sikap bijaksana yang dimiliki Peres selama ini.

"Lihatlah, ia telah mengajarkan kita semua bagaimana membangun masa depan lebih baik untuk Israel dengan kebijaksanaan dan selalu berusaha membuat perdamaian," jelas Chemi.

Pemakaman Peres akan dihadiri oleh banyak pemimpin dunia. Salah satunya adalah Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama. Jenazah peres akan dikuburkan di Gunung Herzl, pemakaman yang terletak di Yerusalem pada Jumat (30/9). Sebelumnya, jenazah disemayamkan di Knesset pada Kamis (29/9) besok.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement