REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- "Saya berharap Casablanca diberkati dengan sebuah bangunan besar dan indah (masjid) yang dapat dibanggakan hingga akhir waktu … Saya ingin membangun masjid itu di atas air karena singgasana Allah ada di atas air. Dengan begitu, orang-orang beriman yang pergi ke sana untuk shalat dan memuji penciptanya, bisa berkontemplasi dengan langit dan lautan milik Allah."
Harapan dan mimpi besar itu diungkapkan Raja Hassan II pada ulang tahunnya yang ke-51, pada 9 Juli 1980. Hassan II adalah raja Maroko yang berkuasa sejak 1961 hingga ia wafat pada 1999. Ia merupakan putra tertua dari Sultan Mohammed V, raja Maroko sebelumnya.
Mimpi sang raja itu akhirnya tercapai. Sebuah masjid megah dan indah di tepi perairan Atlantik, tepat di sisi barat Maroko, Casablanca dibangun. Masjid tersebut didesain oleh arsitek Prancis bernama Michel Pinseau. Konstruksinya dimulai pada Juli 1986 di atas area miskin yang tidak terpelihara dekat Laut Atlantik. Pembangunannya ditargetkan selesai pada ulang tahun ke-60 Raja Hassan II pada 1989.
Target tersebut gagal terpenuhi dan masjid itu baru selesai dibangun pada 30 Agustus 1993, dengan kapasitas ruang shalat utama yang dapat menampung 25 ribu jamaah. Sedangkan halaman luasnya dapat menampung 80 ribu hingga 100 ribu jamaah. Nama sang raja pun ditabalkan menjadi nama masjid yang luasnya mencapai sembilan hektare itu.
Proyek pembangunan Masjid Hassan II diperkirakan menelan biaya hingga sekitar 800 juta dolar yang sebagian besar diperoleh dari sumbangan masyarakat. Hanya sepertiganya yang berasal dari sumbangan kerajaan.
Uniknya, penggalangan dana yang dilakukan secara masif itu memiliki dampak yang efektif bagi negara. Betapa tidak. Upaya penggalangan dana itu mampu mengurangi pasokan uang Maroko dan menurunkan inflasi.
Masjid Hassan II menjadi sebuah monumen yang amat mereka banggakan. Menurut Nnamdi Elleh dari University of Cincinnati, Ohio, AS, dalam tulisannya bertajuk Examining the Aspirations of Modern Architecture in East Africa around Independence, 1950-1975, Raja Hassan II melandasi pembangunan masjid ini dengan sebuah narasi mitologis. Ia memenuhi apa yang dikatakan dalam Alquran, surah Hud ayat 6 yang menyebutkan bahwa singgasana Allah berada di atas air.
Ada sejumlah alasan lain yang melatarbelakangi berdirinya masjid itu. Pertama, untuk mengenang berdirinya monarki Maroko sejak tahun 789. Kedua, memperingati berdirinya Dinasti Alwalid pada tahun 1600-an. Dan ketiga, ulang tahun Raja Hassan II yang ke-63.