Rabu 28 Sep 2016 16:31 WIB

Pulang ke Solo

Dian Syarief ke Solo
Foto: dok. Istimewa
Dian Syarief ke Solo

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Dian Syarief *)

Sahabat tercinta, Solo adalah kota asal Bundaku. Bisa berada di sana dan berbagi bersama para sahabat Odapus di kota itu, memberikan kesan tersendiri. Betapa tidak? Sampai dua hari menjelang keberangkatan ke Surakarta, aku masih mengenakan seragam pasien dan masih harus menuntaskan terapi perawatan terakhir di RS Siloam Asri– Jakarta.

Iktiar terapi selama lima hari, harus dijalani dulu untuk atasi peradangan yang terjadi di rongga hidung. Penyakit itu muncul akibat batuk akut dan sesak nafas. Pun ketika tiba selamat di Solo, dua kali ke UGD masih harus dikunjungi sebelum akhirnya bisa lega bernapas dan berjumpa dengan para sahabat yg selama ini hanya bersua melalui ‘Sunrise Serenade’ atau ‘Miracle of Love’.

Kerepotan harus berganti jadwal pesawat karena kondisi yang belum siap terbang pun terobati. Saat bisa berjumpa dan berpelukan dengan para sahabat. Mengobati kerinduan mereka, mendengarkan rasa mereka dan melepaskan keharuan yang akhirnya berwujud syukur karena mereka semua bisa berproses dan move on.

Tak mudah memang hidup bersama 'si Luppy' yang nakall ini, baik bagi sahabat Odapus maupun pendampingnya. Menjadi duri dalam daging, menjadi serba salah dan ketidaknyamanan berjangka panjang.....

Tak ada jalan lain kecuali belajar, karena sayang sekali jika kesempatan hidup yang hanya satu kali ini dan luar biasa berharganya hanya dilewatkan dengan bersedih, menangis, dan hanya merasakan kesakitan. Sakit itu tak harus menderita. Yang sakit itu jasadnya. Jiwanya tak perlu ikut sakit. Bisa diikhtiarkan untuk tetap sehat dan tetap bisa merasakan kebahagiaan. Bukankah selama berkesempatan hidup di dunia, kebahagiaanlah yangg paling kita inginkan? Dimungkinkan loh tetap bahagia, walau raga sakit, selama kita mau ikut aturan main-Nya dan menghanyutkan diri pada semua ketetapan-Nya....reward-nya: happy lho.

"Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu benar-benar akan mendengar dari orang-orang yang diberi al-Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan". [QS. Ali Imrân: 186]

Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang muslim yang tertimpa gangguan berupa penyakit atau semacamnya, kecuali Allah akan menggugurkan bersama dengannya dosa-dosanya, sebagaimana pohon yang menggugurkan dedaunannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sakit adalah adzan-nya tuk berobat. Ikhtiarkan saja yang terbaik, semampu yang kita bisa sesuai kekuatan kita. Jika sudah lakukan itu, serahkan hasilnya kepada Sang Maha Pemelihara. Kembalikan lagi masalahnya kepada Sang Maha Pintar. Dia hanya ingin melihat kesungguhan ikhtiar kita dan kerelaan kita tuk memerima ujian yang Dia berikan, tanpa pernah melepaskan jubah kasih sayang-Nya. Dia selalu ingin membaguskan kita dan membuat kita menjadi lebih baik. Caranya memang misterius, karena hadir melalui ujian kesulitan dan aneka ketidaknyamanan. Kitalah yg harus belajar memahami setiap pesan cinta yg Dia kirimkan. Untuk kita, hamba kesayangan-Nya. Belajar bahagia dalam kondisi apapun..... From Surakarta with love,

.

*) Ketua Syamsi Dhuha Foundation

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement