REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut 90 persen populasi di dunia hidup di area dengan kadar udara tidak aman.
Seperti dilansir Russian Today, Rabu (28/9), WHO dalam laporannya mengatakan tiga juta orang sekarat karena polusi udara luar per tahunnya. Sebagian besar berasal dari Cina.
Data terbaru yang dirilis Selasa mengonfirmasi 92 persen populasi dunia hidup di area yang kadar udaranya melebihi batas aman. Lebih dari enam juta kematian terkait dengan polusi.
Penelitian WHO ini mencantumkan peta interaktif yang menunjukan warna udara di negara-negara dunia. WHO juga menyediakan data detail kematian karena polusi, titik polusi udara berbahaya di setiap negara hingga menyediakan dasar untuk monitoring juga melawannya.
Asisten Direktur WHO, Dr Flavia Bustrea mengatakan data dihimpun dari beberapa tahun belakangan. WHO mengatakan, sebagian besar kematian terjadi karena penyakit seperti jantung, stroke, penyakit pernafasan akut hingga kanker paru-paru.
"Polusi udara meningkatkan risiko infeksi pernafasan akut," kata WHO. Hampir 90 persen kematian terjadi di negara miskin dan berkembang. Dua per tiga terjadi di Asia Tenggara dan wilayah Pasifik Barat.
Bustreo mengatakan, polusi udara terus mengancam populasi rentan, seperti anak-anak, perempuan dan lansia. "Agar penduduk sehat, mereka harus bernafas dengan udara bersih," katanya.
WHO mengatakan, penyebab udara polusi udara di antaranya moda transportasi yang tidak efisien, limbah rumah tangga, pembangkit listrik tenaga batu bara hingga aktivitas industri.
Menurutnya saat ini semakin banyak kota yang dalam pengawasan. Data satelit menjadi lebih signifikan untuk memantau perkembangan.
Baca juga, WHO: Tak Ada Bukti Kopi Bisa Sebabkan Kanker.