REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Tiga petugas kepolisian Berlin menembak mati seorang pengungsi perang asal Irak. Kejadian itu sempat membuat kepanikan bagi para pengungsi lain.
Pihak kepolisian Berlin segera mengklarifikasi kejadian itu dengan menerbitkan lembar pernyataan. Isinya menyatakan tiga polisi menembak pengungsi asal Irak berusia 29 tahun.
Insiden penembakan itu terjadi pasca penangkapan seorang pengungsi lantaran dugaan pelecehan seksual. Ketika pria itu hendak dibawa polisi, pengungsi asal Irak itu malah ingin menikam aparat.
Petugas polisi berusaha menghentikannya dengan tembakan setelah ia menghiraukan imbauan polisi untuk mundur.
"Saat pelaku terduga pelecehan seksual hendak dibawa ke kantor polisi, si pria Irak ingin membawa pisau menyerang mobil polisi. Dia menghiraukan polisi untuk menghentikan aksinya, akhirnya dia terpaksa dilumpuhkan," katanya seperti dilansir dari Deutsche Welle.
Tak tanggung-tanggung, ternyata tiga polisi yang menembaknya. Si pria Irak itu sempat memperoleh perawatan medis di lokasi sebelum dibawa ke rumah sakit. Namun nyawanya tak tertolong setelah beberapa jam di rumah sakit.
Juru Bicara Kejaksaan Berlin Martin Steltner mengonfirmasi adanya seseorang yang ditahan terlebih dulu sebelum insiden penyerangan. Pria yang sudah diborgol dalam mobil polisi itu hendak diserang oleh pria asal Irak tersebut.
"Tiga petugas polisi menembaknya, tapi kita punya prosedur yang berlaku otomatis ketika petugas kepolisian menembakan senjatanya maka sebuah investigasi akan dilakukan," ujarnya.
Baca juga, Tolak Imigran Muslim, Austria: Kami tak Punya Banyak Masjid.