REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Riau mengaku, sudah menumpahkan sebanyak 41,09 juta lebih bom air melalui delapan helikopter dan dua pesawat. "Sampai 26 September 2016, 10 unit armada udara kita tumpahkan 41.094.900 liter dalam operasi water bombing (bom air)," kata Wakil Komandan Satgas Penanggulangan Karhutla Provinsi Riau, Edward Sanger di Pekanbaru, Kamis (29/9).
Dia jelaskan, operasi water bombing tersebut dilakukan dalam 11.073 kali penerbangan dengan total kebakaran terutama di lahan gambut dipadamkan berjumlah 3.734,01 hektare. Rincinya, seperti helikopter tipe Mi-8MVT registrasi UR-CMI telah melakukan 2.520 kali water bombing dengan total mengangkut 9.576.000 liter.
Lalu heli diperbantukan milik perusahaan Sinarmas tipe Superpuma registrasi PK-DAN tercatat 2.032 kali bom air dengan mengangkut 8.128.000 liter. Heli Sikorsky S-61 registrasi N5193Y sudah 2.012 kali bom air dengan total 7.243.200 liter, serta heli Mi-8MVT registrasi UR-CMJ 1.603 kali total 6.091.400 liter air.
Heli Mi-171 registrasi UR-CMT sudah 1.536 kali water bombing 5.836.800 liter, heli Mi-8MVT registrasi EY-225 telah 523 kali total 1.987.400 liter dan heli Mi-172 registrasi VN-8427 sudah 403 kali dengan total 1.007.500 liter air. Dua unit pesawat Air Tractor tipe AT-802 masing-masing registrasi VH-NWU sudah 197 kali bom air total 607.600 liter dan VW-AWU 191 kali dengan total 589.000 liter air.
"Terakhir heli tipe Bolcow 105 register PK-EAH telah lakukan 56 kali bom air dengan total tumpahkan 28.000 liter," katanya.
Edward menambahkan, jumlah itu belum termasuk beberapa kali sortie atau serangan mendadak dalam water bombing dilakukan lima helikopter dan satu pesawat, termasuk milik TNI Angkatan Udara. "Tercatat total pesawat tempur lakukan enam sortie survei udara dan heli delapan sortie di titik kebakaran seperti di Teluk Nilap, Kubu, Rokan Hilir dan Bukit Batu, Bengkalis," terangnya.
Komandan Satgas Penanggulangan Karhutla Provinsi Riau, Brigadir Jenderal TNI Nurendi sebelumnya mengaku geram dengan ulah para pembakar lahan di daerah tersebut. Para pelaku, lanjutnya, terus menerus membakar lahan dan hutan. Mereka bahkan, memiliki pola tertentu seperti membakar lahan pada saat akhir pekan tiba. "Kita akan terus tingkatkan patroli dan pengawasan secara rutin, meski sedang libur atau akhir pekan," katanya.