REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Sebanyak 34 korban banjir bandang di Kabupaten Garut sudah ditemukan. Sebanyak 19 orang yang dilaporkan hilang masih dalam proses pencarian hingga hari ini. Tapi, tumpukan sampah di Waduk Jatigede membuat proses pencarian terkendala.
Kepala Basarnas, Marsekal Madya FHB Soelistyo mengatakan, pencarian para korban akan difokuskan di Waduk Jatigede. Tapi, kendalanya penuh sampah dan lumpur. Sebagian sampah tersebut diduga berasal dari Sungai Cimanuk saat terjadi banjir bandang.
"Kalau buang sampah pada tempatnya, ditemukan bangkai sapi di sana (Waduk Jatigede), kambing juga," kata Soelistyo kepada Republika.co.id, Kamis (29/9).
Menurutnya, tumpukan sampah di Waduk Jatigede menjadi tantangan tim pencari saat melakukan pencarian. Kendati demikian, tim pencari terus berupaya. Diterangkan dia, untuk membantu proses pencarian, alat barat sudah diturunkan. Fungsinya untuk mengatasi sampah yang menghalangi proses pencarian.
Ia menegaskan, Basarnas mempunyai tugas untuk mencari korban karena ada rakyat yang kehilangan anggota keluarganya. Keputusannya, pencarian korban akan diperpanjangan sampai dengan besok. "Tapi setelah melihat korban bencana alam, maka saya tetapkan tambah tiga hari lagi proses pencariannya, sampai tanggal tiga," jelasnya.
Ia menjelaskan, berdasarkan analisis empat komponen SAR gabungan. Ditetapkan fokus pencarian masih di Waduk Jatigede. Alasan pencarian difokuskan di sana karena disesuaikan dengan kecepatan air dan waktu pascabencana. Ia memprediksi, semua korban sudah ada di Waduk Jatigede. Sebab, beberapa waktu lalu sudah ditemukan enam korban di sana. Menurut Soelistyo, aliran Sungai Cimanuk besar dan cepat. Pada hari ketiga pascabencana, ada korban yang hanyut sampai sejauh 45 kilometer.
"Hari keenam dan ketujuh sudah sampai Waduk Jatigede," terangnya.