REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Mohammad Siddiq berharap dai yang dikirim ke pelosok tidak membawa kepentingan politik. Tujuannya agar proses dakwah bisa berjalan maksimal.
Namun ia mempersilahkan jika sang dai mempunyai kecenderungan politik tertentu. Asalkan, sikap politik itu hanya bersifat pribadi bukan untuk mengajak umat ke jalur politik tertentu.
"Dai itu harus netral, tak terlibat parpol tertentu. Dai diharapkan jadi pemersatu dan perajut kuat asal tak bawa pretensi politik tertentu. Itu yang perlu dihindari. Mereka boleh pilih (parpol tertentu) tapi secara pribadi saja," katanya pada Republika, (29/9).
Lebih lanjut, ia berharap pihak penyelenggara pengiriman dai membuat pembekalan politik sebelum berangkat ke pelosok. Pembekalan politik itu dimaksudkan agar membentuk sikap dai menjadi independen. "Dakwah kalau bawa partai kadang dicap warna politik tertentu, itu yang kita hindari," ujarnya.
Meski begitu, Siddiq menyadari adanya program dakwah ke pelosok yang disponsori parpol. Ketika terjadi hal seperti itu, ia mengembalikan pada nurani dai agar fokus berdakwah ketimbang berpolitik.
"Ada dai yang disponsori parpol, tentu mereka akan mengarahkan pada parpol itu. Tapi kita tidak keberatan asal pemilihannya kembali ke hati masing-masing masyarakatnya. Jangan sampai menjual agama demi uang, kita memilih sesuai hati," jelasnya.