REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemunculan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai calon Gubernur DKI Jakarta cukup mengejutkan banyak pihak. Walau terbilang baru kepopuleran Agus melejit cepat. Beberapa kali namanya masuk trending topic.
Menurut Pengajar Komunikasi Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta Harmonis, putra sulung SBY tersebut banyak menyedot perhatian pemilih muda. Di usia dibawah 40 tahun Agus menjadi calon alternatif untuk pemilih muda.
"Kelemahannya pada pengalaman tapi generasi Y kan tidak melihat itu mereka cenderung melihat daya tarik, ia seperti copy-nya SBY, atau bisa disebut SBY muda lah" kata Harmonis, Kamis (29/9).
Harmonis menjelaskan dalam teori komunikasi politik seorang komunikator harus memiliki daya tarik. Agus memilik daya tarik dari usianya yang masih muda, berparas menawan, memiliki rekam jejak yang baik di militer, mendapatkan sejumlah penghargaan dan alumni dari institusi pendidikan terbaik.
Selain itu Agus juga berasal dari keluarga besar militer. Ia menjadi satu-satunya calon gubernur DKI Jakarta yang berasal dari keluarga besar militer. Menurut Harmonis hal ini juga akan menguntungkan untuk Agus.
"Tentara juga ada variasi contohnya kelompok Luhut tidak sama dengan kelompoknya SBY, tapi tidak bisa dipungkiri juga tentara memiliki korps," katanya.
Harmonis mengatakan ia juga cukup terkejut dengan keputusan Poros Cikeas menunjuk Agus sebagai calon gubernur yang mereka usung.
Tapi, kata Harmonis, jika Agus terpilih strategi SBY menunjuk Agus harus diapresiasi. Karena bisa melihat pemilih muda yang tidak memiliki calon alternatif.
"Kalau bicara tim Sylviana Murni dapat menarik sisi kultural dari Minang dan Betawi, sebelumnya Betawi belum memiliki calon alternatif tapi dengan Sylviana kemungkinan ada melabuhkan pilihan ke Sylviana," katanya.
Tapi, tambah Harmonis, tidak berarti Agus tidak memiliki kelemahan. Ketika keluar dari TNI ia baru berpangkat Mayor, sedangkan Pangdam berpangkat Jendral Bintang Dua. Menurutnya hal ini tentu akan membuat ketegangan di kalang militer.
"Tapi ini artinya SBY memiliki strategi sendiri, ia memiliki orang-orang yang royal di dalam militer," kata Harmonis.