REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kalangan pengamat menilai jumlah penonton bioskop di Tanah Air masih sangat rendah dibandingkan negara-negara tetangga lain yang populasinya lebih kecil dari Indonesia.
Dalam diskusi perfilman yang digelar Badan Ekonomi Kreatif bersama Demi Film Indonesia (DFI) di Jakarta, Kamis (29/9), pengamat film Benny Benke mengungkapkan, film Warkop DKI Reborn Jangkrik Boss Part 1 yang sedang diputar di bioskop saat ini dalam waktu 12 hari mampu menarik penonton lima juta orang.
"Jumlah perolehan penonton tersebut dinilai sangat luar biasa dan terbesar selama ini, namun dibandingkan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa masih terhitung sangat kecil," katanya.
Dia kemudian membandingkan dengan Korea Selatan yang penduduknya sekitar 50 juta jiwa, namun perolehan penonton bioskup untuk film The Admiral: Roaring Currents mencapai 17,65 juta orang.
Film Ode to My Father (2014) ditonton 14,26 juta, Veteran (2015) meraih penonton 13,41 juta orang serta The Thieves (2012) sebanyak 12,9 juta penonton.
Benny mengakui, tingkat serapan penonton film layar lebar di Indonesia saat ini memang menunjukkan peningkatan namun demikian jika dibandingkan dengan populasi penduduk maka jumlah penonton bioskup terbilang masih sangat kecil.
Salah satu faktor masih kecilnya jumlah penonton film layar lebar di Indonesia, menurut Benny yakni strategi pemasaran yang diterapkan para produser film di tanah air serta konten film yang diproduksi. "Penentuan waktu atau timing memegang peran kunci dalam memasarkan produk film layar lebar maupun film televisi kepada masyarakat," ujarnya.
Dengan momentum maupun waktu yang tepat dalam mempromosikan produk film dan produk televisi,lanjutnya, sasaran untuk membangun kesadaran publik terhadap kehadiran produk tersebut akan terbangun. Selain itu, tambahnya, yang perlu diperhatikan adalah produk film yang akan dijual haruslah bagus.