REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wartawati senior Herawati Diah meninggal dunia pada Jumat (30/9). Almarhumah meninggal dunia pada usia 99 tahun di RS Medistra, Jakarta Timur.
Wanita yang akrab disapa Hera itu merupakan istri dari tokoh pers yang juga mantan Menteri Penerangan, B.M. Diah. Herawati yang lahir di Belitung pada 3 April 1917, pernah terlibat dalam pendirian beberapa media massa seperti Harian Merdeka.
Herawati dan suaminya juga mendirikan The Indonesian Observer, koran berbahasa Inggris pertama di Indonesia. Koran itu diterbitkan dan dibagikan pertama kali dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat, tahun 1955.
Wartawati senior penerima Bintang Mahaputra yang sangat dihormati. Sampai akhir hayatnya dinilai terus memberi semangat kepada generasi penerus untuk berjuang. Almarhuma dikenal sebagai orang yang sangat lembut, sabar, bijak dan selalu memberi semangat dan selalu tersenyum.
Tahun 1998 pada era reformasi, Hera mendirikan Gerakan Perempuan Sadar Pemilu (GPSP) untuk memberikan pendidikan politik pada perempuan bahwa memilih dalam haruslah berdasar pilihan hati nurani dan bukan karena disuruh orang lain.
Seiring berjalannya waktu, GPSP berubah menjadi Gerakan Pemberdayaan Swara Perempuan (GPSP). Hingga saat ini belum ada informasi seputar pemakaman almarhumah.