REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pondok Pesantren al Hikam menyelenggarakan Halaqah Nasional Ulama Pesantren dan Cendekiawan bertema Gerakan Dakwah Aswaja Bela Negara. Acara ini berlangsung Rabu- Kamis, 28-29 September 2016.
Direktur Kulliyatul Quran Pondok Pesantren Al Hikam Arif Zamhari mengatakan tema bela negara diangkat karena banyaknya masalah yang dihadapai masyarakat Indonesia yang berdampak pada degradasi bangsa. "Melalui Halaqah ini, diharapkan dapat memperkuat peran ulama untuk membantu dalam meningkatkan keyakinan masyarakat untuk menguatkan negara," jelas dia kepada republika.co.id, Jumat (30/9).
Degradasi bangsa ini diantaranya adalah ancaman narkoba dan terorisme. Kehadiran ulama dalam halaqah nasional ini diharapkan menambah pemahaman untuk menguatkan rasa cinta tanah air seperti yang ditanamkan Rasulullah SAW.
"Islam mengajarkan bela negara melalui ajaran Rasulullah, melalui piagam Madinah penduduk diajak bersatu dari berbagai agama dan suku untuk membela Madinah dari serangan musuh saat itu," kata dia.
Adanya kesadaran untuk membela tanah air itu diajarkan dan sudah menjadi kewajiban warga negara Indonesia. Membela negara tidak hanya terjun langsung mengangkat senjata atau bergabung dengan militer.
Mengubah pola pikir dan membentuk kesadaran serta masyarakat dapat merespon kecintaan pada tanah air itu yang penting. Sebagai bagian untuk mewujudkan bela negara melalui dakwah Aswaja ini adalah dengan mengirimkan lulusan Pondok Pesantren Al Hikam ke daerah 3T (terluar, terpinggir dan terdepan).
"Sebelum mereka menyelesaikan dakwah di daerah 3T selama setahun, mereka belum mendapatkan ijazah," jelas dia.
Dalam Halaqah Nasional ini hadir narasumber dari Kemenhan, Kemenag, Kemendikbud, BNPT, BNN dan perwakilan ulama. Arif pun mengatakan dalam Halaqah Nasional ini menjadi pengingat bagi para ulama agar tetap berdakawah untuk menanamkan rasa cinta tanah air.
"Jangan sampai hidup dan cari makan di Indonesia, tetapi justru merobek ideologi dan budaya Indonesia dengan membawa budaya dari luar negeri yang tidak sesuai dengan ideologi bangsa," jelas dia. Karena saat ini perang tidak lagi tak hanya menggunakan senjata, tetapi juga proxy war dan perang ideogi bangsa.