REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Malaysia ingin mempererat hubungan persaudaraan dengan Indonesia melalui dunia perbukuan. Kengiinan itu bisa dilakukan mengingat Malaysia menjadi tamu kehormatan dalam acara Indonesia International Book Fair (IIBF) 2016.
Perwakilan Delegasi Malaysia, Mohn Khair Ngadiron berujar sebenarnya budaya Malaysia dan Indonesia hampir sama. Sehingga, menurutnya persamaan itu yang patut diangkat.
"Kita melihat dunia perbukuan mempererat hubungan dua negara, bedanya mungkin politik. Tapi pertemuan ini kita perbaiki, bisa menjadi negara serumpun yang kuat," kata Khair di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (30/9).
Ia mengatakan, Malaysia menawarkan sejumlah sajian untuk pengunjung IIBF. Seperti, peluncuran buku, pelukis yang meluncurkan buku, musisi yang melagukan puisi-puisi. Ia menyebut, sajian tersebut menarik minat pengunjung untung singgah di booth Malaysia, serta menghadirkan 21 penerbit.
Khair mengklaim, banyak buku anak terbitan Malaysia yang diminati pengunjung. Tak hanya itu, buku bertema pendidikan dan sastra juga mendapat perhatian dari masyarakat Indonesia.
Selama ini, ia berujar, negara Asia Tenggara selalu berkiblat pada dunia Barat menyoal pendidikan. Padahal, Indonesia dan Malaysia mempunyai sisi akademik yang tak kalah berkualitas.
"Kalau dalam bidang pengobatan, kita sakitnya sama. Tapi sakit di Eropa kan lain, jadi tentu buku di sini lebih bermakna," ujar Khair.
Ia menuturkan, pihaknya juga membagikan buku Upin Ipin pada pengunjung anak-anak. Alasannya, untuk menumbuhkan minat baca anak-anak Indonesia. Kendati demikian, ia mengaku tidak khawatir dengan gempuran teknologi akan menggerus minat baca anak-anak.
Selain itu, Khair mengaku Malaysia dan Indonesia melakukan kerja sama copyright antara 10 penerbit. "Kita berhasil menjual hak cipta ke penerbit Indonesia dan sebaliknya. Buku Indonesi diterbitkan di Malaysia dn sebaliknya," tutur Khair.