Sabtu 01 Oct 2016 03:18 WIB

Wardah Fokus Consumer Centric untuk Kuatkan Posisi di Pasar

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Andi Nur Aminah
Wardah
Foto: Google
Wardah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski kondisi ekonomi nasional belum pulih betul, merek kosmetik halal Indonesia, Wardah, tetap bisa tumbuh positif. Untuk memperkuat posisi di pasar, Wardah kuatkan strategi consumer centric.

Marketing Director Wardah Salman Subakat, mengatakan, keadaan ekonomi belum pulih sepenuhnya. Tapi Wardah bisa tumbuh di atas rata-rata industri. Di paruh pertama 2016, tingkat pertumbuhan bisnis Wardah masih bisa dua angka. Dari sisi pangsa pasar pun, Wardah masih yang pertama, di atas 20 persen untuk produk make-up.

Produk-produk perawatan kulit juga tumbuh signifikan di kisaran dua angka. "Kami masih tumbuh. Sekarang kan masih tumbuh saja sudah bagus. Kami juga fokus pada kepuasan, karena kadang ada hal yang bisa tumbuh lebih dari hitungan akal," ungkap Salman di Kantor Kementerian Perindustrian baru-baru ini.

Terus berinovasi jadi startegi tetap solid di pasar. Kedua, adalah consumer centric. Untuk menghasilkan produk bagus, Salman melanjutkan prosesnya panjang dan tidak sederhana. Jadi pionir, konsumen berharap Wardah selalu ada di depan. Karena itu, semua yang bagus coba Wardah kerjakan.

Dengan munculnya perusahaan kosmetik besar yang juga menghadirkan produk halal, Salman mengaku Wardah tidak bisa bilang terganggu atau tidak. Karena ada yang berhasil pasti akan ada mengengikuti. Tinggal bagaimana Wardah menyikapi itu. "Ini tantangan dan biasanya membuat perusahaan jadi tambah bagus," kata Salman.

Jika Wardah kini jadi acuan, di satu sisi ini tantangan dan di sisi lain ini hal tak ternilai. Bila dulu kosmetik mengacu ke Barat, sekarang ia harap acuan kosmetik ke Indonesia. Saat mengobrol dengan pelaku industri kosmetik dari luar, mereka bahkan ingin tahu sampai filosofi dan cara bisnis Wardah.

Kesuksesan Wardah saat ini, kata Salman, jauh dari apa yang direncanakan. Tapi, siap atau tidak siap, persaingan harus dihadapi karena ini merupakan hal yang tidak bisa dihambat.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يَسْجُدُ لَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَمَنْ فِى الْاَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُوْمُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَاۤبُّ وَكَثِيْرٌ مِّنَ النَّاسِۗ وَكَثِيْرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُۗ وَمَنْ يُّهِنِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ مُّكْرِمٍۗ اِنَّ اللّٰهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاۤءُ ۩ۗ
Tidakkah engkau tahu bahwa siapa yang ada di langit dan siapa yang ada di bumi bersujud kepada Allah, juga matahari, bulan, bintang, gunung-gunung, pohon-pohon, hewan-hewan yang melata dan banyak di antara manusia? Tetapi banyak (manusia) yang pantas mendapatkan azab. Barangsiapa dihinakan Allah, tidak seorang pun yang akan memuliakannya. Sungguh, Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki.

(QS. Al-Hajj ayat 18)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement