REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia International Book Fair (IIBF) 2016 sukses mengelar bisnis jual beli hak cipta antara penerbit Indonesia dan asing. "Kita mulai membangun bisnis penjualan hak cipta dengan mancanegara, mulai tiga tahun terakhir. Alhamdulillah di tahun ini ada peningkatan yang luar biasa," kata Ketua Panitia IIBF 2016, Kuslistyarini di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (30/9).
Ia mengatakan, penerbit Kesain Blanc asal Indonesia berhasil menjual sembilan hak cipta ke penerbit Southern Publishing Media dan tujuh ke Sinolingua Cina. Tema hak cipta yang terjual yakni, cerita rakyat anak, cerita binatang langka Indonesia, buku pelajaran bahasa Indonesia, serta buku wisata Indonesia.
Selain itu, ia melanjutkan, penerbit Rosda juga berhasil menjual tujuh hak cipta buku anak Islam ke penerbit adal Pakistan. Kemudian, Kuslistyarini melanjutkan, penerbit Yayasan Pustaka Obor berhasil meluncurkan buku kerja sama antara penerbit asing. "Ada beberapa buku juga yang dikerjasamakan dengan Obor. Misal Malaysia, Singapura, Bosnia. Ada buku yang diterbitkan untuk kebutuhan empat negara," jelasnya.
Wanita yang akrab disapa Rini itu menjelaskan, IIBF 2016 mencoba memotret semua segmen penerbit luar negeri. Salah satunya, ia mencontohkan, penerbitan buku ilmiah atau acara seminar internasional. "Kita coba menangkap dan membuatkan program yang bisa mencakup semua genre bisnis penerbitan," ujar Rini.
Ia menjelaskan, peserta jual beli hak cipta hampir 80 penerbit. Angka tersebut lebih besar dari target IIBF 2016 yang hanya 50 peserta. "Penjualan hak cipta mulai meningkat, ada peningkatan dari tahun ke tahun di IIBF," tutur Rini.