REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Polisi Jepang tengah memburu pembunuh berantai yang menyebabkan kematian 48 pasien usia lanjut di Rumah Sakit Oguchi, Tokyo. Hasil autopsi menunjukkan para pasien manula itu tewas akibat diracun melalui cairan infus.
Korban bernama Sozo Nishikawa dan Nobuo Yamaki, yang keduanya berusia 88 tahun, meninggal dunia pada 18 September dan 20 September 2016. Mereka diketahui tewas oleh zat kimia sejenis disinfektan yang disuntikkan ke dalam cairan infus.
Sejak dua kematian itu, polisi menemukan bekas suntikan dalam 10 kantong infus di Oguchi. Lima puluh kantong infus bekas lainnya tersimpan di tempat perawat di lantai empat rumah sakit.
Polisi mencurigai, zat kimia disuntikkan ke dalam infus ketika para perawat sedang menjalani libur nasional selama tiga hari. Saat ini, polisi sedang menyelidiki kematian 46 pasien lainnya di lantai empat yang diduga juga diracuni dengan cara yang sama.
Kematian 48 pasien manula terjadi dalam kurun waktu 82 hari, mulai 1 Juli lalu. Seorang pejabat rumah sakit mengaku khawatir dengan meningkatnya angka kematian di rumah sakit tersebut. "Kami melihat jumlah kematian di sini meningkat sedikit," kata dia, dikutip dari Daily Mail.
Investigasi kasus ini sedikit terlambat karena sebagian besar jenazah telah dikremasi. Di rumah sakit yang sama, bulan lalu, seorang pekerja menderita bibir melepuh setelah mengkonsumsi minuman yang diyakini telah dicampur dengan zat kimia pemutih.