Sabtu 01 Oct 2016 14:32 WIB

Kasus Irman Buat DPD Harus Cepat Pulihkan Kredibilitasnya

Rep: Mabruroh/ Red: Indira Rezkisari
Pimpinan Badan Kehormatan DPD beserta para anggota DPR memutuskan untuk memberhentikan Irman Gusman sebagai Ketua DPD RI, Senin (19/9).
Foto: Republika/Eko Supriyadi
Pimpinan Badan Kehormatan DPD beserta para anggota DPR memutuskan untuk memberhentikan Irman Gusman sebagai Ketua DPD RI, Senin (19/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat masalah korupsi Ridaya Laode Ngkowe mengatakan krisis yang menimpa Dewan Perwakilan Daerah (DPD) harus segera diselesaikan. Jangan sampai krisis tersebut justru menghancurkan kredibilitas DPD.

Krisis ini muncul setelah Ketua Umum DPD Irman Gusman tertangkap tangan menerima uang Rp 100 juta dari Direktur CV Semesta Berjaya Xaveriandy. Irman Gusman menjadi tersangka kasus gula tanpa label SNI untuk masuk ke Sumatera Barat.

"Krisis ini harus diolah betul sehingga  pengambilan prosedur dan  pengambilan keputusan itu harus ditempatkan sebagai cara mereka untuk memulihkan kredibilitas sebagai akibat OTT," ujar Laode di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (1/10).

Laode berharap supaya anggota DPD tersebut segera disadarkan daripada hanya bertengkar di dalam. Sehingga mereka dengan cepat mampu menemukan langkah untuk mengatasi krisis kelembagaan mereka tersebut.

"Saya harap anggota DPD supaya sadar betul sehingga segala perdebatan itu dihentikan, kalau tidak ini akan semakin memperdalam krisis kredibilitas yang menimpa mereka," ujarnya.

Selain itu, ke depannya diharapkan agar masing-masing individu anggota DPD lebih kuat dan lebih memiliki kredibilitas. Pasalnya anggota DPD adalah suara bagi daerahnya dengan tujuan masalah daerah dapat diselesaikan baik.

 

"Bahwa ada telur-telur busuk di dalam, di mana-mana juga seperti itu tapi ada lima atau 10 dari 132 anggota DPD itu, ini masih memiliki peluang besar (untuk bangkit)," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement